Putri Pisang Masak Jambi adalah dongeng rakyat dari pulau Jawa yang bercerita tentang seorang putri pisang yang menghabiskan hidupnya di Gunung Kanaka di bagian depan keraton di Jambi. Kisah ini menceritakan bagaimana seorang putri pisang, seorang putri Lebokattina, berhasil melawan kejahatan kerajaan Jambi.
Putri Pisang tampak seperti malaikat. Dia memiliki rambut pirang, kulit putih bersih, dan mata yang sayu. Dia adalah seorang yang sangat cantik. Ia tinggal di sebuah goa di Gunung Kanaka yang terletak di bagian depan keraton. Putri terpencil ini tidak tahu kalau ia adalah seorang putri.
Suatu hari Raja Jambi mendengar tentang Putri Pisang dan menuju goa untuk menemuinya. Dengan percaya diri ia memutuskan bahwa ia adalah Putri Lebokattina. Ia meminta Putri Pisang untuk mengikuti kembali ke istananya untuk mengembalikan kerajaan yang telah jatuh di bawah pemerintahan kejahatan. Putri Pisang segera menyetujuinya dan mengikuti Raja Jambi ke keratan.
Ketika mereka tiba di istana, Putri Pisang dikomandoi oleh Raja Jambi untuk memimpin pasukan kerajaan untuk melawan kejahatan. Putri Pisang menyambut tantangan ini dengan semangat dan mengambil alih pasukan kerajaan.
Pasukan kerajaan memutuskan berkumpul di Gunung Kanaka. Putri Pisang memimpin pasukan dengan kepandaiannya dan menaklukkan musuh. Dia adalah seorang pemimpin yang hebat yang membawa kemenangan dalam peperangan.
Sepanjang perjuangan Putri Pisang, ia terkenal karena kepintarannya. Semua orang yang mendengar tentang keberhasilan Putri Pisang memuji-muji kepandaiannya. Sebagai upeti pemenangan, Raja Jambi membuat Putri Pisang menjadi Putri Lebokattina. Dengan kerajaan terbebas dari kekacaun, Putri Pisang menikah dengan kekasih hatinya dan menikmati kehidupan bahagia dengan menjadi Putri Lebokattina di Jambi.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia
Masjid Agung Kuala Tungkal adalah masjid yang sangat penting di kawasan Kuala Tungkal, Provinsi Jambi, Indonesia. Masjid ini berdiri sejak tahun 1892 dan telah melalui beberapa fase perbaikan. Masjid ini dibangun oleh pemimpin daerah yang berkuasa pada masa itu, Sultan Tungkal.
Konsruksi Masjid Agung Kuala Tungkal dimulai pada tahun 1892 dan berlangsung sampai 1906. Saat itu, masjid dibangun dari batu bata dengan arsitektur kolonial dan dihiasi lukisan di dinding. Masjid ini juga memiliki sebuah menara yang disebut 'Menara Tajug'.
Penambahan baru dan perbaikan terakhir yang dilakukan pada masjid ini berasal dari periode pemerintahan Sultan Tungkal III.
Pada tahun 1957, Sultant Tungkal III mengeluarkan perintah untuk membangun sebuah tempat ibadah yang lebih besar untuk menampung jemaah. Pada tahun 1959, tanah dan bangunan asli Masjid Agung Kuala Tungkal telah selesai direnovasi. Saat itu, masjid ini dibangun dari batu bata dengan bunga-bunga besar dan arsitektur yang profesional.
Masjid Agung Kuala Tungkal merupakan salah satu bangunan penting dalam sejarah Jambi yang masih memiliki keindahan dan nilai arsitektural yang tinggi. Masjid ini berfungsi selama lebih dari satu abad sebagai salah satu tempat ibadah terbesar di Jambi. Masjid ini juga menjadi tempat berkumpulnya umat Islam di Jambi.
Sebagai simbol kultural Jambi. Masjid Agung Kuala Tungkal menjadi salah satu landmark penting di Jambi yang merupakan tempat penting untuk melakukan ziarah bagi umat Islam. Masjid ini juga sering dijadikan tempat berkumpulnya umat Islam untuk beribadah.
Kini, Masjid Agung Kuala Tungkal merupakan landmark yang terkenal di Provinsi Jambi. Masjid ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang datang ke daerah ini. Kini, Masjid Agung Kuala Tungkal juga sudah menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Provinsi Jambi.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia
Sejarah Masjid Agung Kuala Tungkal
Masjid Al Ikhsaniyyah Jambi is a historic mosque located in Jambi, Sumatra, Indonesia. Built in 1630 by the Sultanate of Jambi, the mosque is considered to be one of the oldest and most important Islamic religious sites in the region.
Having been built in the early 17th century, Masjid Al Ikhsaniyyah pays homage to a period in time when Islam and Javanese culture filtered through Jambi. Reflective of its origin story, the mosque is an architectural mashup of Javanese, Malay and Chinese influences. Constructed by the first Sultan of Jambi, Syaifu Az-Zahr, Masjid Al Ikhsaniyyah is located in a residential area on the banks of the Sungai Jambi river.
The mosque is a well-known landmark and a spiritual center in the city and has been a major religious site for Muslims from the surrounding area since its creation. Though the mosque has withstood the test of time and still retains its original essence, restoration and renovation to ensure its upkeep have been undertaken since its creation.
Built on top of a hill, the internal courtyard (Sahn) of the mosque is surrounded by a perimeter of arches and grand arches, with five sections of the mosque cascading down to its entrance. The main prayer hall features an impressive mihrab (prayer niche) and a marble pulpit (minbar). The roof has several of its own unique characteristics and features, including wooden ribbed panels, skylights and four large central dome surrounded by four smaller domes.
Masjid Al Ikhsaniyyah is also a mainstay of culture in Jambi, and hosts weekly events and special exhibitions, as well as annual religious celebrations. Masjid Al Ikhsaniyyah is open to visitors from all faiths and backgrounds, and is an important landmark of Jambi’s Islamic history.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia
Masjid Al Ikhsaniyyah Jambi
Kuala Tungkal merupakan sebuah Kota yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia. Kota ini berada di tepi barat Sungai Batanghari. Sejarah kota ini dapat dilihat dari masa ke masa, dimana hingga sekarang pun peninggalan bersejarah masih ada di sekitar kota.
Kuala Tungkal adalah salah satu kota tertua di Jambi, yang berasal dari tahun 1600an. Pada masa lalu, kota ini juga dikenal sebagai menteri dari Kraton Jambi. Namanya berasal dari sebuah gundukan air yang bentuknya bagaikan tungkal (sebuah alat engkelan). Gundukan ini menjadi pusat kerajaan pada masa lalu, yang memberikan sumber daya dan kegiatan ekonomi kepada sekitar kota.
Hal ini juga yang membuat Kota Kuala Tungkal menjadi salah satu daerah yang penting bagi perkembangan Provinsi Jambi. Hal ini karena sejarah yang panjang dan lokasinya yang strategis, membuat kota ini dapat menjadi titik jaring bagi berbagai kebudayaan dan latar belakang yang berbeda.
Seiring waktu, Kuala Tungkal menjadi bagian penting industri semen dan minyak bumi, karena keberadaannya yang berdekatan dengan Sungai Batanghari. Hal ini menjadikannya menjadi salah satu tempat di mana banyak kegiatan industri di Provinsi Jambi.
Kota Kuala Tungkal juga dikenal sebagai salah satu pusat budaya, dengan berbagai macam peninggalan bersejarah. Terdapat berbagai masjid dan kuil-kuil bersejarah, serta budaya Jawa dan Batak yang berkembang di sana. Ada juga berbagai festival yang terjadi setiap tahun. Festival-festival tersebut termasuk Festival Marawis Gunung Betung, Festival Musik Basung, dan Festival Kapal Layar.
Kini, Kuala Tungkal menjadi salah satu tujuan wisata terpopuler bagi wisatawan. Pemandangan pesisir pantai di sepanjang Sungai Batanghari merupakan pemandangan paling menyenangkan di kota ini. Selain itu, ada juga berbagai festival yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Ada pula berbagai tingkat bawah tanah yang dapat dijelajahi.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia
Asal Usul Kuala Tungkal Jambi
Kota Jambi merupakan ibukota provinsi Jambi di Indonesia. Kota yang terletak di tepi Sungai Batanghari ini memiliki sejarah dan kebudayaan yang sangat kaya. Sebago kisah dongeng masyarakat setempat, Kota Jambi didirikan oleh seorang Raja bernama Raja Mas Maro Shaleh, seorang raja yang berasal dari Sumatera Utara (Provinsi Aceh). Raja itu membangun benteng di lokasi sekarang keraton kota Jambi. Keraton kota Jambi dulunya merupakan benteng yang mengawal Sungai Batanghari.
Keraton kota Jambi yang berada di ketinggian ini lah yang menjadi pusat kekuasaan raja-raja Jambi sejak abad ke-17. Mana-mana tentara yang masuk ke kota Jambi harus rela menyerahkan harta mereka kepada raja. Sebelum abad ke-17, kota Jambi dikenal dengan sebuah kawasan yang disebut Uluum Lamo dengan julukan Alya ni Uluum Lamo Jayo Basa.
Namun, diawal abad ke-17, akhirnya Raja Maro Shaleh sanggup tiba di kawasan itu serta membangun Keraton Jambi. Hal itu juga berkontribusi pada pengembangan daerah yang sebagian gede diisi oleh hutan dan sungai-sungai. Pada abad ke-17 sore, kota Jambi bahkan telah menjadi ibukota wilayah baru yang dibentuk oleh Raja Shaleh.
Setelah Raja Shaleh meninggal dunia, Keraton Jambi semakin dihormati, terutama ketika Kota Jambi berada di bawah kekuasaan Gajah Mada, seorang tokoh penting dari masa Majapahit. Ia membangun beberapa benteng di bagian dari Kota Jambi. Kerajaan sultan berikutnya yang datang pun tetap meneruskan pembangunan keraton. Hal ini juga mencerminkan kemajuan dan kekuatan wilayah Jambi.
Dengan begitu, kota Jambi pun kian berkembang dan punya sejarah yang sangat kaya. Kota Jambi menjadi ibukota provinsi Jambi pada tahun 1964. Ia pun berkembang menjadi sebuah kota yang kini dihuni oleh penduduk yang beragam budaya dan latar belakang. Kota Jambi juga memiliki berbagai kebudayaan unik, seperti makanan, rumah adat, dan lain sebagainya.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia