Ceritane Wong, Cerita Rakyat, Dongeng, Artikel

Dongeng Kancil dan Beruang

Berasal dari kisah rakyat Indonesia yang dikenal dengan sebutan dongeng Kancil dan Beruang. Di masa yang lalu, Kancil dan Beruang adalah teman baik atau sejak kecil. Suatu hari, Kancil berkata pada Beruang, “Ayolah, ayo berburu memanah.” Sang Beruang senang sekali dan menerima tawaran tersebut. Keduanya berangkat ke hutan untuk mencari sesuatu yang pantas diburu. Kebetulan, Kancil punya senjata memanah. Beruang pun punya pedang. Semangat dalam berburu, Kancil dan Beruang berjalan hingga tiba di bagian hutan di suatu tempat. Saat itu, ada seekor rusa yang sedang berjalan melintasi jalan di depan mereka. Kancil pun berkata pada Beruang, “Nikmati saatnya, ayo kita buru rusa itu.” Wanita yang pintar, Beruang pun menyadari ada intrik yang ada diantara mereka. Beruang pun memberikan ide, 'Ayo kita bertukar tempat. Kau mengambil posisi di belakang untuk memastikan rusa itu tidak berbalik saat saya maju.” Kancil pun menerima ide itu dan Kancil pun berjalan ke belakang. Beruang maju ke depan dan menciptakan guratan di tanah, mirip alur rusa. Kancil pun mendapat respon yang sama dengan Beruang. Kancil pun sedikit tertawa melihat permainan yang sangat cerdas yang Beruang lakukan. Tak lama kemudian, rusa itu bertelanjang ke alur. Saat Rusa itu mengunci jalannya, Kancil bergegas maju dan menghantam Rusa itu dengan memanah. Kancil pun berhasil menembak Rusa dengan tepat. Setelah ini, Kancil dan Beruang pun meneruskan buruannya. Mereka pun kembali ke rumah dengan perut yang penuh. Beruang pun berkata dengan tersenyum, “Gimana kan kita hari ini, hebatkan?! Aku puas sekali.” Kancil di atasnya pun menjawab, “Aku juga. Aku puas dengan apa yang kita telah lakukan. Kita berhasil!” Kancil dan Beruang selalu melekat di hati para pemirsa dan pecinta dongeng. Keduanya adalah contoh kekuatan dan kemampuan kerja sama yang tak boleh dipandang sebelah mata.
Labels: Cerita Rakyat

Thanks for reading Dongeng Kancil dan Beruang. Please share...!

0 Komentar untuk "Dongeng Kancil dan Beruang"

Back To Top