BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan para pengguna teknologi. Kemudahan tersebut dirasakan oleh berbagai kalangan, baik itu pelajar, pengusaha, pekerja dan masyarakat (Bakhtiar 2020). Diketahui pada masa era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan media elektronik yang sangat berguna bagi manusia, karena dengan adanya komputer manusia dapat melakukan beberapa aktivitas pekerjaan tanpa adanya kesulitan dan hambatan yang berarti (Anggraini and Syahputra 2024). Banyak yang menggunakan teknologi informasi untuk mengakses informasi yang relevan dengan minat masing-masing secara cepat dan mudah. Salah satunya dalam bidang kesehatan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan instansi di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan (Anggraini, Fadillah, and Suban 2020).
Perkembangan teknologi kesehatan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah dan industri kesehatan berupaya untuk menghadirkan teknologi medis terkini guna meningkatkan pelayanan medis dan mengurangi tingkat kematian serta tingkat penyakit yang dapat dicegah. Kemajuan dalam teknologi kesehatan memiliki tujuan utama, yaitu mempersingkat berbagai proses layanan kesehatan yang rumit dan memakan waktu (Sandjaja and Saleh 2024). Menurut peraturan pemerintah tahun 2016 pasal 4 terdapat beberapa jenis fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, apotek, unit transfusi darah, laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014). Klinik merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangatlah dicari serta bermanfaat bagi masyarakat yang sedang membutuhkan perawatan, klinik merupakan tempat bagi pasien yang juga membutuhkan obat-obatan yang sesuai sakit yang dialaminya, dan dapat berkonsultasi serta memperoleh nasihat medis.
Klinik ................................ terletak didalam kompleks perusahaan. Klinik ini dibangun untuk memudahkan seluruh karyawan karena jarak dari perusahaan ke rumah sakit tergolong jauh. Terdapat dokter, bidan, dan perawat yang bekerja diklinik. Fasilitas yang disediakan mencakup ruang tunggu pasien, ruang konsultasi dokter, dan ruang apotek. Klinik ini menyediakan layanan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kesehatan, konsultasi medis, penanganan cedera ringan, dan pengobatan penyakit umum. Jam operasional klinik setiap hari senin-sabtu pukul 09.00-16.00 WIB. Seluruh layanan di klinik ................................ dibiayai oleh perusahaan sebagai bagian dari program kesejahteraan karyawan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di klinik ................................ terdapat beberapa permasalahan yaitu sering kali pasien tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai kepastian jadwal dokter. Hal ini menyebabkan pasien harus menunggu dalam waktu yang cukup lama, dan tidak jarang mendapati bahwa dokter yang dituju ternyata tidak hadir pada hari tersebut. Keadaan ini tentu berdampak pada ketidaknyamanan pasien serta menurunnya kualitas pelayanan. Selain itu, proses pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat masih dilakukan secara manual. Dengan sistem yang manual tersebut proses pelayanan di klinik memakan waktu yang lama dan rentan terhadap kesalahan. Data medis disimpan dalam arsip kertas yang sulit ditemukan dengan cepat. Pengelolaan stok obat yang tidak teratur juga sering menyebabakan kekurangan obat yang diperlukan.
Dengan dihadirkannya digitalisasi dalam dunia kesehatan, sistem kesehatan yang teraplikasikan mendukung kebutuhan masyarakat. Lembaga dunia kesehatan atau World Health Organization (WHO) mendefinisikan digitalisasi kesehatan sebagai bagian dari transformasi kesehatan guna mendukung pelayanan kesehatan, sebagai upaya promotif pencegahan penyakit melalui pemerataan edukasi kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian di bidang Kesehatan (Amallia 2024)
Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang tercantum dalam pasal 42 dinyatakan bahwa: Ayat 1. Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan dan diteliti, diedarkan dan dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. Ayat 2. Teknologi kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode dan yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, 3 meringankan menyembuhkan, penderitaan memperkecil akibat penyakit, komplikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit
Dalam pemecahan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem informasi klinik yang berbasis website menggunakan metode waterfall. Metode Waterfall dipilih karena memiliki alur kerja yang sistematis dan terstruktur, di mana setiap tahapan pembangunan sistem dilakukan secara berurutan, dimulai dari analisis, desain, pengkodean, dan pengujian (Rohman and Prasetyo 2020). Pendekatan ini sangat cocok diterapkan pada sistem dengan ruang lingkup yang sudah jelas dan kebutuhan yang stabil, seperti dalam kasus klinik yang memiliki alur operasional tetap dan tidak berubah-ubah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sistem yang mempermudah dalam pengelolaan data dengan menggunakan sistem terkomputerisasi dan bisa memberikan efisiensi serta efektivitas staf klinik dalam melakukan tugasnya, maka penulis mengambil judul "Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall di ................................ " yang diharapkan dapat memberi kemudahan bagi staf dalam mengelola klinik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dibuat, maka dapat diketahui rumusan masalah yaitu ”Bagaimana merancang sistem informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall di ................................?”
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan yang ada. Adapun batasan masalah dari penelitian ini hanya fokus pada :
1. Sistem informasi klinik hanya diterapkan di .................................
2. Menggunakan model Waterfall dan bahasa pemrograman PHP dan Database MySQL dan menggunakan framework Codeigniter.
3. Menggunakan pemodelan perancangan UML (Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram)
4. Pada tahap pengembangan sistem hanya menggunakan empat tahap dalam metode waterfall yaitu requirement definition, system and software design, implementation and unit testing, dan intergration and system testing.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembahasan ini untuk menghasilkan sistem informasi klinik berbasis website dengan menggunakan metode waterfall yang akan dilakukan di klinik .................................
1.5 Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah disebutkan, maka penulis dapat menyimpulkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi perusahaan penelitian ini memberikan pandangan jelas tentang seberapa pentingnya sistem yang terkomputerisasi itu dapat berdampak positif bagi karyawan.
2. Bagi klinik penelitian ini dapat membantu memahami kelemahan dari sistem sebelumnya, dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi pelayanan diklinik menjadi lebih akurat.
3. Bagi penulis penelitian ini memberikan pengalaman dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pengelolaan klinik.
4. Bagi pembaca dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui cara perancangan sistem informasi klinik berbasis website.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Perancangan
Perancangan sistem merupakan langkah-langkah merencanakan serta menguraikan struktur, komponen, interaksi, dan fungsi-fungsi yang akan ada dalam suatu sistem. Tujuannya adalah untuk mengembangkan gambaran yang jelas mengenai bagaimana sistem akan beroperasi, berinteraksi, dan memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan (Muntasir et al. 2020).
Perancangan sistem adalah mendesain, menggambarkan sistem yang baru yang bertujuan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan dengan penggunaan sistem yang lebih baik (Rio and Marsehan 2020).
2.1.2 Sistem
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan bahwa Pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, secara umum pengertian sistem adalah perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Pengertian lain dari Sistem adalah susunan dari pandangan, teori, asas dan sebagainya (Effendy et al. 2020).
2.1.3 Informasi
Informasi adalah hasil pengolahan data dari beberapa sumber yang telah di olah sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna bagi lingkungan sekitar (Rio and Marsehan 2020). Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas (Samudra et al. 2020).
Informasi adalah pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan. Beberapa data dapat dinyatakan sebagai informasi bila dari sedikit data tersebut sudah dapat di tarik sebuah kesimpulan.
2.1.4 Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan dokumen yang saling bekerja sama secara terpadu dalam pengelolahan data untuk memperoleh informasi dengan maksud dan tujuan tertentu sebagai bahan masukan mengambil keputusan (Simatupang, Simarmata, and Lumbantoruan 2021).
Sistem informasi merupakan suatu komponen yang saling berhubungan dengan proses penciptaan dan penyampaian informasi dalam perusahaan, yang memproses input berupa sumber data, kemudian diproses dengan komponen hardware, software, dan brainware dan menghasilkan informasi sebagai output (Expedisi and Jaya 2024).
Menurut Sutabri sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.1.5 Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014).
Menurut World Health Organization (2020) klinik sebagai fasilitas perawatan kesehatan yang menyediakan layanan rawat jalan yang berfokus pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Klinik ini dapat dikelola oleh dokter, perawat, atau profesional kesehatan lainnya dan biasanya melayani pasien yang tidak memerlukan rawat inap. Klinik merupakan salah satu jenis instansi kesehatan yang sangat memerlukan sistem informasi untuk mempermudah dan memperlancar kegiatannya.
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Fajriah and Bayu Oktantyo 2020).
Secara keseluruhan, definisi klinik mencakup berbagai aspek dari pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mendukung kesehatan masyarakat melalui layanan medis yang komprehensif dan berkesinambungan.
2.1.6 PT. Kresna Duta Agroindo (KDA)
................................ adalah subsidiary dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART). PT. SMART telah menjadi anggota RSPO sejak 30 Januari 2005 dan sudah menerapkan program-program untuk mendapatkan sertifikasi RSPO untuk perusahaan subsidiarynya. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak mentah, terletak di Desa Langling Kecamatan ................................ Kabupaten Merangin Jambi. Pekerja pabrik di ................................ terbagi menjadi 2 yaitu pekerja bagian stasiun dan pekerja bagian mesin. Pekerja di bagian stasiun mengawasi dan memperbaiki bagian rebusan buah kelapa sawit, sedangkan bagian mesin pekerja yang mengawasi dan memperbaiki dibagian mesin pengolahan buah kelapa sawit.
2.1.7 Codeigniter
CodeIgniter merupakan framework PHP yang dibuat berdasarkan model view Controlleer (MVC). CI memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang umum dibutuhkan oleh aplikasi berbasis web misalnya mengakses database, memvalidasi form sehingga sistem yang dikembangkan lebih mudah. CI juga menjadi satu-satunya Framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas. Source code CI yang dilengkapi dengan comment didalamnya sehingga lebih memperjelas fungsi sebuah kode program dan CI yang dihasilkan sangat Bersih (clean) dan search Engine Friendly (SEF) (Sallaby and Kanedi 2020).
Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dirilis pada Februari 2006 yang merupakan web application network yang bersifat open source yang digunakan untuk membangun aplikasi PHP yang dinamis (Muthia Kansha, Saherih, and Muchlis 2020).
CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuat dari awal (Setiawan et al. 2024).
2.1.8 Website
Website adalah kumpulan dari berbagai macam halaman situs, yang terangkum didalam sebuah domain atau juga subdomain, yang lebih tepatnya di dalam WWW (World Wide Web) yang tentunya terdapat dalam internet (Dewi and Hidayah 2019).
Website adalah kumpulan halaman yang saling terhubung yang di dalamnya terdapat beberapa item seperti dokumen dan gambar yang tersimpan di dalam web server. Web app adalah sebuah aplikasi yang berada dalam web server yang bisa user akses melalui browser. Web app biasanya menampilkan data user dan informasi dari server.
Website adalah sekumpulan halaman yang dapat memuat informasi baik dalam bentuk teks, gambar dan informasi lainnya (Suli and Nirsal 2020).
2.1.9 Waterfall
Metode Waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah (Bangun, Rekam, and Berbasis 2024).
Gambar 2.1 Tahapan Model Waterfall(Mulyani and Yusuf 2024)
Pada gambar di atas memperlihatkan tahapan dari metode waterfall yaitu:
a. Requirement Definition
Tahap ini adalah tahapan penetapan fitur kendala dan tujuan sistem melalui konsultasi dengan pengguna sistem. Semua hal tersebut akan ditetapkan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem.
b. System and Software Design
Pada tahap ini akan dibentuk suatu arsitektur sistem berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan identifikasi dan penggambaran terhadap abstraksi dasar sistem perangkat lunak serta hubungan-hubungannya.
c. Implementation and Unit Testing
Dalam tahapan Implementation and Unit Testing ini, hasil dari desain perangkat lunak akan direalisasikan sebagai satu set program atau unit program. Setiap unit akan diuji apakah sudah memenuhi spesifikasinya.
d. Integration and System Testing
Dalam tahap ini, setiap unit program akan diintegrasikan satu sama lain dan diuji sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan yang ada. Setelah itu sistem akan dikirim ke pengguna sistem.
e. Operation and Maintenance
Dalam tahap ini, sistem diinstal dan mulai digunakan. Selain itu juga memperbaiki error yang tidak ditemukan pada tahap pembuatan. Dalam tahap ini juga dilakukan pengembangan sistem seperti penambahan fitur dan fungsi baru.
2.1.10 MySQL
Menurut Fransiskus dalam (Akbar and Latifah 2019), MySQL adalah sistem manajemen database yang sering digunakan bersama PHP. PHP juga mendukung pada Microsoft Access,Database Oracle,d-Base,dan sistem manajemen database lainnya. SQL (Structured Query Language) adalah bahasa terstruktur yang digunakan secara khusus untuk mengolah database.dan MySQL merupakan sebuah sistem manajemen database.
MySQL adalah salah satu jenis database yang banyak digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web yang dinamis MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management Sistem). MySQL ini mendukung Bahasa pemrograman PHP(Putra, Ariyanto, and Priyolistiyanto 2020).
MySQL adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang bersifat sumber terbuka (open-source) dan populer. Fungsinya adalah untuk mengatur dan menyimpan data dalam bentuk tabel yang memiliki keterhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga pengguna dapat menyimpan, mengakses, dan mengelola data dengan efisiensi (Muntasir et al. 2020).
2.1.11 PHP
PHP adalah Bahasa pemrograman yang bisa kita gunakan untuk membuat aplikasi web. Istilah PHP sebenarnya merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor. Ada perbedaan antara PHP dan HTML, kode HTML diproses oleh browser dikomputer pengguna, sedangkan kode PHP diproses oleh serverweb, baru kemudian hasilnya dikirimkan ke browserweb (Kouw et al. 2020).
PHP merupakan bahasa pemrograman script server side yang didesain untuk pengembangan web. Selain itu, PHP juga bisa digunakan sebagai bahasa pemrograman umum. Selain itu, php juga digunakan di sistem manajemen database relasional (RDBMS) (Suli and Nirsal 2020).
2.1.12 Flowchart
Flowchart merupakan alur bagan yang menggunakan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah. Flowchart sistem memberikan solusi dari masalah yang berkaitan erat dengan satu sama lain serta saling berinteraksi untuk dapat mencapai sebuah tujuan (Taena. 2024).
Flowchart adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan secara rinci tahapan penyelesaian masalah. Dengan menggunakan gambar suatu tahapan masalah akan lebih mudah untuk dipahami (Ni Nyoman Emang Smrti et al. 2020).
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart
2.1.13 UML (Unified Modelling Language)
UML adalah bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek (Rusdianto, Kom, and Nurdesni 2020).
Metode UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. UML (Unified Modelling Language) menyediakan bahasa permodelan visual yaitu proses pengembangan informasi-informasi secara grafis dengan notasi-notasi baku yang telah disepakati sebelumnya dengan menggunakan permodelan UML ini pengembagan dapat melakuan:
1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur secara keseluruhan
2. Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan seharusnya
3. Menguji apakah sistem/perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang seharusnya
4. Dokumentasi sistem/perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di masa yang akan datang (Revaldi and Purwani 2024).
Berikut beberapa komponen-komponen yang terdapat pada Unified Modelling Language (UML) :
1. Use Case Diagram
Use Case Diagram mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih dengan sistem yang akan dibuat. Ada beberapa simbol yang digunakan dalam menggambarkan use case diagram yaitu use case, aktor dan relasi. Simbol-simbol pada Use Case Diagram antara lain :
Tabel 2.2 Simbol-Simbol Usecase Diagram
Simbol
Deskripsi
Usecase
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling tertukar pesan antar unit atau aktor.
Actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informaasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar
orang.
Asosiasi/asosiation
Komunikasi antara aktor dan usecase yang berpartisipasi pada usecase atau usecase memiliki interaksi dengan aktor.
Extensi/extend
Relasi usecase tambahan kesebuah usecase dinamakan usecase
yang ditambahkan dapat berdiri sendiri.
Generalisasi/generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah usecase.
2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses business modeling untuk memperlihatkan urutan aktivitas proses bisnis (Pasaribu, Setiawan, and Nur Atika 2020).
Tabel 2.3 Simbol-Simbol Activity Diagram
Simbol Deskripsi
Status awal
Status awal aktifitas sistem, sebuah diagram aktifitas memiliki sebuah status awal.
Aktifitas
Aktifitas yang dilakukan sistem, aktifitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan/Decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktifitas lebih dari satu.
Penggabungan/join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktifitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sebuah sistem, sebuah diagram aktifitas memiliki sebuah status akhir.
Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang terjadi.
3. Class Diagram
Class diagram adalah diagam yang menampilkan beberapa kelas dan paket-paket yang ada dalam sistem atau perangkat lunak yang sedang kita gunakan. Selain itu, class diagram memberikan gambaran sistem atau perangkat lunak dalam bentuk diagram statis, serta hubungan yang ada di dalamnya (Andini 2024).
Tabel 2.4 Simbol-Simbol Class Diagram
Simbol Deskripsi
Kelas
nama_kelas
+atribut
+operasi()
Kelas pada struktur sistem
Antar muka / interface
Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek
Asosiasi / association
Relasi antarkelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Asosiasi berarah / directed association
Relasi antarkelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antarkelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus)
Kebergantungan / dependency
-------------------
Relasi antarkelas dengan makna kebergantungan antarkelas
Agregasi / aggregation
Relasi antar kelas dengan makna semua – bagian (whole-part)
2.1.14 Black box testing
Metode Blackbox Testing merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pengujian perangkat lunak tanpa memerinci detail perangkat lunak. Dalam pengujian ini, hanya dilakukan pengecekan terhadap hasil keluaran berdasarkan nilai masukan yang diberikan, tanpa melakukan usaha untuk mengetahui kode program yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut (Ginting and Lubis 2024).Pengujian Blackbox bertumpu pada memastikan tiap proses sudah berfungsi sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Penguji dapat menartikan himpunan kondisi masukan dan menjalankan pengujian pada pengkhususan fungsi dari sistem. Sehingga pengujian merupakan suatu cara pelaksanaan program yang bertujuan menemukan kesalahan atau error kemudian memperbaikinya sehingga sistem dapat dikatakan layak untuk digunakan (Wijaya and Astuti 2021).
Blackbox testing merupakan pengujian yang memungkinkan seorang software engineer dan Tester mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program blackbox merupakan salah satu metode pengujian yang tidak perlu melihat dan menguji sourcecode program. Blackbox testing berkerja dengan mengabaikan struktural internal pada software sehingga perhatiannya berfokus pada interface saja atau input dan output pada software (Pratama, Lasimin, and Dadaprawira 2020).
2.1.15 Uji Kelayakan
Uji Kelayakan sistem merupakan bagian daripada proses pelaksanaan putusan dari sistem perangkat lunak dalam mengetahui apakah sistem perangkat lunak yang digunakan ini sesuai terhadap perincian sistem, serta apakah dapat berjalan sesuai dengan lingkungan yang diharapkan. Uji kelayakan ini dilakukan untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan kualitas dari kinerja aplikasi yang dikembangkan (Mandala 2022).Pengujian ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada para pengguna sehingga pengembang dapat mengetahui respon apa yang diberikan oleh pengguna terhadap aplikasi. Pengujian ini dilakukan juga untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan kualitas dari sistem yang dikembangkan (Della Amalia Septiany 2022).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
NO Judul/Penulis/Tahun Terbit Masalah Metode Hasil Perbedaan Penelitian
1 Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Klinik Berbasis Web Menggunakan Metode Sdlc Protoype Pada Pt Pratama Abadi Industri
( Rizki Kurniawan, Sewaka Juni 2020 ) Permasalahan waktu pelayanan dan validitas data dikarenakan klinik masih menggunakan sistem pelayanan secara tradisional yaitu pengajuan berobat secara manual dan melakukan pencatatan secara manual. Terdapat banyak aspek yang merugikan pasien, misalnya waktu yang dibutuhkan pasien menunggu terlalu lama, pengajuan berobat pun masih menggunakan manual dan laporan hasil Riwayat medis pasien masih menggunakan catatan manual. Prototype Sistem klinik dibuat untuk mengatasi kesalahan dan keterlambatan dalam proses penanganan pasien, penginputan laporan, dan proses pengajuan berobat, dengan adanya sistem ini dapat lebih tersistem secara otomatis. Melalui aplikasi klinik website ini tidak perlu mengisi form kertas pengajuan berobat, karena
sudah tersistem sehingga menjadi lebih efisien. Menggunakan metode prototye dalam pengembangan sistem
2 Perancangan Sistem Informasi Klinik Dalam Menunjang Pendokumentasian Dokumen Rekam Medis Klinik Di Ciawi (Nurmalawati Kusumah, Fajar Yunita Sari, Fery Fadly Endang, Pandanwangi K, Ilham Ramadhan Desember 2020) Pada penelitian ini terdapat masalah dalam pendokumentasian klinis di klinik masih menggunakan pengelolaan dokumentasi secara konvensional, seperti yang terjadi di Klinik Ciawi Kabupaten Tasikmalaya pengelolaan dokumentrasi Klinis masih dilakukan secara manual dan memerlukan waktu lama untuk pengelolaan data. Menggunakan metode RAD Sistem aplikasi yang dirancang berbasis elektronik ini dapat digunakan untuk mengefektifkan waktu pendaftaran pasien, mengurangi human error, paperless, semua sudah terintegrasi dari hulu kehilir. Memudahkan pemilik klinik memonitor pendapatan. Serta dapat meningakatkan mutu pelayanan di klinik. Proses perancangan sistem ini menggunakan metode RAD diawali dengan menganalisis dan mengevaluasi sistem yang telah berjalan di klinik tersebut lalu dibuatkan lah list kebutuhan sistem apa saja yang di butuhkan sehingga sistem yang akan dirancang ini akan menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat meningkatkan mutu pelayanan klinik tersebut.
3 Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Extreme Programming Pada Klinik Karunia Bunda (Donda Banjarnahor, Nurulfaizah, Kurnia Gusti Ayu September 2020) Kegiatan pelayanan dan pengolahan data di klinik karunia bunda hanya memanfaatkan microsoft excel untuk data pasien, klinik, diagnosa, obat, transaksi, dan surat izin kedokteran lainnya Extreme Programming Sistem Informasi Klinik Berbasis Web ini dapat menghasilkan laporan atau informasi sesuai kebutuhan, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan klinik. Proses perancangan sistem menggunakan Metode extreme programming dimana mengedepankan proses pengembangan yang lebih responsif terhadap kebutuhan customer, serta nilai-nilai dasar yang menjadi roh dari XP pada setiap tahapan proses pengembangan perangkat lunak.
4 Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Pada Pt Wonjin Indonesia Jakarta
(Ernawati, Muhammad Yusuf Bakhtiar, Rahmawati Januari 2020) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah diantaranya proses pencatatan yang dilakukan masih bersifat manual dan belum terkomputerisasi, serta alur kerja yang masih berantakan dan tidak sesuai SOP sehingga pekerjaan belum maksimal. Menggunakan metode Prototype Sistem ini sangat membantu untuk membuat pekerjaan lebih efisien, cepat, dan akurat. Karena dengan adanya sistem ini diharapkan mampu meminimalisir kesalahan yang pada umumnya dilakukan secara manual. Pada perancangan sistem ini menggunakan database laragon
5 Sistem Informasi Manajemen ................................Berbasis Web (Bimo Pratama, Sharipuddin Juni 2020) Permasalahan seperti kesalahan dalam pencatatan data pasien umum ataupun pasien asuransi, pencarian data obat yang tersedia karena belum adanya data untuk stok obat, terjadinya kerusakan dan kehilangan data akibat dari media penyimpanan yang ada hanya berupa dokumen yang diarsipkan, kesulitan dalam pembuatan laporan sehingga dibutuhkan waktu lagi dalam pelaksanaannya. Metode prototyp-ing Sistem informasi manajemen klinik dapat mempercepat pencatatan data serta meminimalisir hilangnya data klinik. Penelitian ini menggunakan metode prototyping dan terdapat fitur-fitur yang lebih lengkap seperti informasi resep obat.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Rizki Kurniawan dan Sewaka pada Juni 2020 berjudul “Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Klinik Berbasis Web Menggunakan Metode SDLC Prototype pada PT Pratama Abadi Industri”, mengangkat permasalahan terkait pelayanan klinik yang masih dilakukan secara tradisional, seperti pengajuan berobat dan pencatatan medis secara manual. Hal ini menyebabkan keterlambatan layanan dan potensi kesalahan data. Dengan menggunakan metode prototyping, peneliti merancang sistem informasi klinik berbasis web yang mampu mengotomatisasi proses layanan, mengurangi waktu tunggu, serta meningkatkan efisiensi pencatatan dan pengajuan berobat.
Penelitian kedua oleh Nurmalawati Kusumah dan tim pada Desember 2020 bertajuk “Perancangan Sistem Informasi Klinik dalam Menunjang Pendokumentasian Dokumen Rekam Medis Klinik di Ciawi” menyoroti permasalahan pengelolaan dokumentasi klinik yang masih konvensional. Dengan metode Rapid Application Development (RAD), sistem yang dirancang bertujuan mengefisiensikan waktu pendaftaran, mengurangi kesalahan manusia, serta mendukung sistem yang paperless dan terintegrasi. Aplikasi ini juga memudahkan pemilik klinik dalam memantau pendapatan serta meningkatkan mutu layanan secara keseluruhan.
Selanjutnya, penelitian oleh Donda Banjarnahor dan rekan-rekannya pada September 2020 berjudul “Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Extreme Programming pada Klinik Karunia Bunda”, berangkat dari kondisi klinik yang masih mengandalkan Microsoft Excel untuk pengolahan data pasien dan administrasi lainnya. Dengan metode Extreme Programming, peneliti merancang sistem berbasis web yang mampu menyajikan laporan sesuai kebutuhan, serta mendukung pengembangan perangkat lunak yang adaptif terhadap perubahan kebutuhan pengguna.
Penelitian keempat oleh Ernawati dan tim pada Januari 2020 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website pada PT Wonjin Indonesia Jakarta”, mengungkapkan permasalahan terkait proses pencatatan yang masih manual dan alur kerja yang tidak sesuai dengan SOP. Dengan pendekatan prototyping dan pemanfaatan database Laragon, sistem informasi yang dirancang bertujuan meningkatkan efisiensi, ketepatan, dan kecepatan dalam proses kerja klinik, serta meminimalkan kesalahan yang kerap terjadi pada sistem manual.
Terakhir, penelitian oleh Bimo Pratama dan Sharipuddin pada Juni 2020 yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen ................................Berbasis Web” membahas kendala pencatatan data pasien dan stok obat yang masih dilakukan secara manual, serta kerentanan terhadap kehilangan data. Dengan menggunakan metode prototyping, peneliti merancang sistem informasi manajemen klinik yang dilengkapi dengan fitur-fitur seperti pencatatan resep obat, yang dapat mempercepat proses administrasi dan meminimalkan kehilangan data. Kelima penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam tujuan, yaitu mengatasi permasalahan administrasi klinik secara manual dengan memanfaatkan teknologi berbasis web, namun berbeda dalam pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan, seperti Prototype, RAD, dan Extreme Programming, serta fokus fitur dan sistem yang dihasilkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data baik tertulis maupun lisan dari orang atau pelaku yang dapat diamati (Heryani 2024). Metode penelitian kualitatif dapat digunakan dalam pengelolaan klinik di ................................ Langling ................................ yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan staf klinik. Tujuannya adalah untuk memahami masalah dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada periode tertentu dan di tempat tertentu. Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama enam bulan. Tempat penelitian di klinik ................................ Langling .................................
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Seminar Proposal
2 Revisi Proposal
3 Pengajuan Riset
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Penyusunan Laporan
3.3 Alat dan bahan Penelitian
Untuk melakukan penelitian penulis menggunakan tools berupa software dan hardware yang dibutuhkan, adapun alat bantu tersebut sebagai berikut :
3.3.1 Alat Penelitian
1. Perangkat Keras (Hardware)
● Laptop ASUS VivoBook 14
● Processor 11th Gen Intel(R) Core(TM)i5-1135G7@ 2.40GHz 2.42 GHz
● RAM 8.00 GB
● Mouse Keenion
● Printer
2. Perangkat lunak (software)
● Sistem operasi windows 11
● Microsoft Office 2019
● Mendeley
● Google Chrome
● Microsoft Edge
● Visual Studio Code
● XAMPP
● MySQL
● PHP
3.3.2 Bahan Penelitian
Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dapat menentukan apa saja yang diperlukan untuk memberi sistem informasi klinik di ................................ Langling .................................
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk memahami alur kerja diklinik ................................ meliputi registrasi pasien, pengelolaan rekam medis, dan pengelolaan stok obat. Saat mendaftarkan pasien, penulis memperhatikan interaksi staf dan pasien. Terkait rekam medis, penulis fokus pada penyimpanan dan keamanan data. pengelolaan stok obat. Observasi ini dilakukan untuk merancang sistem informasi klinik yang lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kinerja klinik.
3.4.2 Wawancara
Dalam penelitian penulis melakukan tanya jawab langsung dengan sumber data atau pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh data-data yang akurat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini.
3.4.3 Studi Pustaka
Studi pustaka ini dilakukan untuk menambah informasi mengenai penelitian yang di ambil melalui jurnal atau buku-buku. Pada tahap ini penulis mencari dan mengkaji literatur yang relevan dengan topik penelitian untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik yang diambil.
3.5 Metode Perancangan
Tahap ini akan memberikan gambaran mengenai perangkat lunak yang akan dibuat. Untuk mendukung proses perancangan sistem, penulis menggunakan UML (Unified Modeling Language) untuk dijadikan model yang akan digunakan dalam membuat sistem.
3.5.1 Use case Diagram
Penelitian ini terdapat tiga aktor, yaitu admin, dokter, dan pasien. Mendeskripsikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem yang akan dibuat atau dapat dikatakan bahwa use case diagram digunakan untuk menggambarkan fungsi apa saja yang terdapat dalam sistem informasi klinik.
3.5.2 Activity Diagram
Diagram ini digunakan untuk menggambarkan alur kerja atau aktivitas dari sistem yang akan dibangun, mulai dari pendaftaran pasien, janji temu, rekam medis dan data obat.
3.5.3 Class Diagram
Class diagram digunakan untuk menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki atribut, metode dan operasi.
3.6 Metode Pengembangan
Metode pengembangan sistem yang dipilih adalah metode waterfall. Metode waterfall merupakan model pegembangan software yang jika dianalogikan seperti air terjun, dikarenakan setiap tahapnya dikerjakan secara berurutan dari atas ke bawah. Metode ini cocok dipakai untuk suatu proyek yang memiliki resiko kecil, tidak memerlukan perubahan secara terus-menerus, gambaran produk sudah jelas. Adapun tahapan-tahapan dari model waterfall adalah sebagai berikut :
3.6.1 Requirement Definition
Pada tahap ini penulis mengumpulkan informasi yang diperoleh dari observaasi dan wawancara oleh staf klinik. Informasi yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis sehingga didapatkan data yang lengkap untuk mengatasi masalah yang ada di klinik.
3.6.2 System and Software Design
Data yang dianalisis selanjutnya diimplemetasikan pada desain dengan tujuan memberikan gambaran mengenai sistem yang akan dibuat. Pada tahap ini peneliti menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) mendukung dalam proses pembuatan sistem.
3.6.3 Implementation and unit testing
Pada tahap ini setiap fitur seperti data pasien, data obat, dan rekam medis diuji secara terpisah. Pengujian dilakukan untuk memastikan setiap bagian berfungsi dengan baik dan sesuai denngan desain yang telah dibuat sebelumnya.
3.6.4 Integration and system testing
Pada tahap ini pengujian menggunakan blackbox testing sistem informasi klinik dilakukan secara menyeluruh memastikan semua bagian bekerja dengan baik dan sesuai kebutuhan pengguna.
3.7 Metode Pengujian
Metode pengujian yang digunakan adalah blackbox testing, memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik. Dalam metode ini, penguji tidak perlu mengetahui bagaimana website dibangun, melainkan fokus untuk memastikan bahwa input yang diberikan menghasilkan output yang benar. Hal ini membantu menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam fungsi sistem dan memastikan bahwa website berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pasien dan dokter.
3.8 Tahap Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah yang ada di klinik PT.Kresna Duta Agroindo Langling ................................. Terdapat beberapa permasalahan yang ada di klinik tersebut yaitu pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat masih tertulis.
2. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data melalui observasi langsung ke klinik dan wawancara dengan staf klinik untuk memahami proses kerja yang ada serta kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan klinik.
3. Analisis sistem
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis mencakup pemahaman alur kerja, kebutuhan fungsional dan non-fungsional serta solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
4. Perancangan Sistem
Berdasarkan analisis data yang ada penulis merancang sistem yang mencakup fitur-fitur utama yang diperlukan seperti pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat pasien. Pada tahap ini pemodelan UML yang digunakan untuk membuat gambaran sistem yang akan dibuat.
5. Pengujian Sistem
Pada tahap ini, penulis melakukan pengujian meggunkan metode blackbox testing. Fokus utama dari pengujian ini adalah pada input yang diberikan ke sistem dan output yang dihasilkan. Pengujian ini memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan klinik. Jika pengujian tidak berhasil maka akan kembali ke perancangan sistem.
6. Pembuatan Laporan
Setelah sistem berhasil diuji dan diterapkan sesuai kebutuhan klinik. Penulis melanjutkan laporan yang mencakup seluruh proses mulai dari identifikasi masalah hingga pengujian sistem.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Klinik PT Kresna Duta Agroindo Langling
Klinik di PT KDA Langling merupakan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan karyawan. Terletak di kecamatan ................................ kabupaten Merangin tepatnya di desa Langling. Terdapat 275 penduduk yang tinggal di kawasan perkebunan kelapa sawit. Klinik buka pada hari senin-sabtu pukul 09.00-16.00.
Klinik ini berfungsi sebagai layanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan medis dasar, seperti pemeriksaan kesehatan, pengobatan ringan, pemberian obat-obatan, dan penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja. Dikelola oleh tenaga medis profesional, seperti dokter umum, bidan dan perawat.
Selain itu, klinik ini juga memiliki program kesehatan seperti penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya menjaga kesehatan. Jika ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, klinik bekerja sama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain. Keberadaan klinik ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas kerja, memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Hal ini menjadikan klinik di PT KDA Langling sebagai salah satu elemen penting dalam mendukung operasional perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Klinik hadir untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan visi "Mengoptimalkan derajat kesehatan dengan pengobatan yang rasional dan berorientasi pada pasien (patient-oriented)”.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Setelah melakukan penelitian, terdapat beberapa permasalahan di klinik yaitu pasien tidak tahu jadwal praktek dokter jadi terkadang ketika pasien datang ke klinik ternyata dokter tidak ada jadwal di hari itu. Selain itu pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat di klinik masih menggunakan proses manual. Berdasarkan penjabaran diatas maka digambarkan flowchart sistem sebagai berikut.
Gambar 4.2 Flowchart Sistem yang sedang berjalan
4.3 Analisis Sistem Yang Diusulkan
Berdasarkan hasil analisis sistem yang berjalan saat ini, terdapat sejumlah permasalahan seperti pasien tidak mengetahui jadwal dokter, kesulitan dalam proses pendaftaran pasien, pengelolaan data pasien yang masih memakan waktu yang lama. Sistem manual yang digunakan dalam pengelolaan data memunculkan berbagai risiko, termasuk kerentanan terhadap kesalahan manusia, seperti kehilangan data pasien. Oleh karena itu, hasil analisis ini menunjukkan bahwa Klinik PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................ membutuhkan sebuah sistem informasi yang efektif untuk meningkatkan efisiensi operasional, akurasi data, dan kualitas layanan kepada pasien.
Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang diusulkan
4.4 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan sistem. Tahap ini bertujuan mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemui dalam pembuatan sistem, serta mencari sosusi untuk memecahkan suatu masalah yang ada pada sistem yang akan dibuat. Tahap analisis digunakan untuk mengevaluasi sistem dan mendapatkan data yang diperlukan sebagai bahan dasar untuk merancang sebuah sistem.
4.4.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
Fungsional sistem adalah kebutuhan yang diberikan oleh sistem berdasarkan fungsi yang harus dikerjakan oleh sistem untuk melayani kebutuhan user. Pada penelitian ini berdasarkan kebutuhan, maka fungsi utama yang harus dilakukan oleh aktor antara lain:
Tabel 4.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
No Aktor Deskripsi
1 Admin - Melakukan login
- Mengelola data pasien
- Mengelola data obat
- Mengelola jadwal dokter
- Mengelola janji temu
- Mengelola rekam medis
- Mengelola data user
- Mengelola data artikel
- Logout
2 Pasien - Melakukan pendaftaran
- Melihat data jadwal dokter
- Membuat janji temu
- Melihat rekam medis
- Logout
3 Dokter - Melihat data pasien
- Mengelola rekam medis
4.4.2 Kebutuhan Non Fungsional Sistem
Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang menitik beratkan pada properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. kebutuhan fungsional juga sering disebut sebagai batasan layanan atau fungsi yang ditawarkan sistem seperti batasan waktu, batasan pengembangan proses, standarisasi dan lain-lain.
1. Usability, yaitu memudahkan pasien dalam proses janji temu dengan dokter dan memudahkan admin dalam mengelola data di klinik.
2. Funtionality, yaitu dipermudahkan dengan fitur melihat jadwal dokter.
3. Security, yaitu semua pengguna harus mendaftar agar dapat mengakses website.
4.5 Perancangan Model Sistem
4.5.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan sebuah actor yang terlihat didalam sistem. Berikut use case diagram dari adanya sistem informasi klinik di PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................ yang terdiri dari tiga aktor yaitu dokter, pasien, dan admin.
Tabel 4.2 Deskripsi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Dokter Orang yang bertugas mengkonfirmasi janji temu pasien dan mengelola rekam medis pasien.
2 Pasien Orang yang menggunakan atau mengakses website untuk melihat jadwal dokter dan membuat janji temu dengan dokter.
3 Admin Orang yang bertugas mengelola data pasien, data obat, data jadwal dokter, data rekam medis, data janji temu, data pengguna, dan data artikel
Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem informasi klinik di PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................
4.5.2 Deskripsi Use Case Diagram
Berikut deskripsi dari use case yang menggambarkan actor yang berperan untuk sebuah proses dalam sistem. Berikut ini adalah deskripsi rinci dari Use Case yang menggambarkan peran aktor-aktor dalam sebuah proses operasional di dalam sistem. Setiap Use Case akan memaparkan langkah-langkah yang dilakukan oleh masing-masing aktor untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
1. Deskripsi Use Case Admin
Deskripsi Use Case admin adalah upaya untuk mengelola data dengan jelas dan ringkas, dengan tujuan agar informasi dapat dipahami dengan lebih baik.
a. Deskripsi Use Case Login
Deskripsi Use Case login merupakan tabel yang menjelaskan alur pengguna sistem yang dilakukan oleh aktor, berikut tabel use case login admin :
Tabel 4.3 Deskripsi Use Case Login Admin
Nama Use Case Login
Aktor Admin
Deskripsi Aktor melakukan login untuk mendapatkan akses menuju ke sistem
Aktor Sistem
1. Aktor input Username dan password.
2. Aktor klik Login.
3. Memvalidasi Username dan password yang di input benar atau tidak.
4. Validasi berhasil sistem menampilkan halaman dasboard admin.
b. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien
Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pasien yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut tabel deskripsi Use Case mengelola data pasien.
Tabel 4.4 Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien
Nama Use Case Mengelola data pasien
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data pasien.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pasien.
2. Menampilkan halaman data pasien.
3. klik Tambah Data.
4.Muncul form tambah data pasien.
5. Isi form tambah data pasien.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data pasien yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data pasien.
9. Update data pasien.
10. Menyimpan data pasien di database dan menampilkan data pasien terbaru di halaman data pasien.
11. Klik hapus data pasien.
12.Data pasien terhapus dari database.
c. Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat
Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data obat yaitu tambah, update, dan hapus data berikut table deskripsi Use Case mengelola data obat.
Tabel 4.5 Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat
Nama Use Case Mengelola data obat
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data obat.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data obat.
2. Menampilkan halaman data obat.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data obat.
5. Isi form tambah data obat.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data obat yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data obat.
9. Update data obat.
10. Menyimpan data obat di database dan menampilkan data obat terbaru di halaman data obat.
11. Klik hapus data pasien.
12. Data obat terhapus dari database.
d. Deskripsi Use Case Mengelola Jadwal Dokter
Deskripsi Use case mengelola Jadwal Dokter merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data jadwal dokter yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data Jadwal Dokter.
Tabel 4. 6 Deskripsi Use Case Mengelola Jadwal Dokter
Nama Use Case Mengelola data Jadwal Dokter
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data jadwal dokter.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Jadwal dokter.
2. Menampilkan halaman Jadwal dokter.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah jadwal dokter.
5. Isi form tambah jadwal dokter.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data jadwal dokter yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data jadwal dokter.
9. Update data jadwal dokter.
10. Menyimpan data jadwal dokter di database dan menampilkan jadwal dokter terbaru di halaman data jadwal dokter.
11. Klik hapus jadwal dokter.
12. Data jadwal dokter terhapus dari database.
e. Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis
Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data rekam medis yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data Rekam medis.
Tabel 4. 7 Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis
Nama Use Case Mengelola Rekam Medis
Aktor Admin, Dokter
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data rekam medis.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Data Rekam Medis.
2. Menampilkan halaman rekam medis.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah rekam medis.
5. Isi form tambah data rekam medis.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data rekam medis yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data rekam medis.
9. Update data rekam medis.
10. Menyimpan data rekam medis di database dan menampilkan rekam medis terbaru di halaman data rekam medis.
11. Klik hapus rekam medis.
12. Data rekam medis terhapus dari database.
f. Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data janji temu yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola janji temu.
Tabel 4. 8 Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Nama Use Case Mengelola Janji Temu
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data janji temu.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Janji Temu.
2. Menampilkan halaman Janji temu.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah janji temu.
5. Isi form tambah janji temu.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data janji temu yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data janji temu.
9. Update data janji temu.
10. Menyimpan data janji temu di database dan menampilkan janji temu terbaru di halaman data janji temu.
11. Klik hapus janji temu.
12. Data janji temu terhapus dari database.
g. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pengguna
Deskripsi Use Case mengelola data pengguna merupakan table yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pengguna yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi use case mengelola data pengguna.
Tabel 4. 9 Deskripsi Use Case Mengelola Data Pengguna
Nama Use Case Mengelola Data Pengguna
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data pengguna.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pengguna.
2. Menampilkan halaman data pengguna.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data pengguna.
5. Isi form tambah data pengguna.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data pengguna yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data pengguna.
9. Update data pengguna.
10. Menyimpan data pengguna di database dan menampilkan data pengguna terbaru di halaman data pengguna.
11. Klik hapus data pengguna.
12. Data pengguna terhapus dari database.
h. Deskripsi Use Case Mengelola Data Artikel
Deskripsi Use Case Mengelola artikel merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi artikel yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data artikel.
Tabel 4.10 Deskripsi Use Case Mengelola data artikel
Nama Use Case Mengelola Artikel
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data artikel.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data artikel.
2. Menampilkan halaman data artikel.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data artikel.
5. Isi form tambah data artikel.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data artikel yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data artikel.
9. Update data artikel.
10. Menyimpan data artikel di database dan menampilkan artikel terbaru di halaman data artikel.
11. Klik hapus artikel.
12. Data artikel terhapus dari database.
2. Deskripsi Use Case Pasien
a. Deskripsi Use Case Registrasi pasien
Deskripsi use case registrasi pasien merupakan tabel yang menjelaskan langkah-langkah pendaftaran akun atau membuat akun bagi yang belum memiliki akun untuk dapat masuk kedalam sistem, dapat dijelakan sebagai berikut.
Tabel 4. 11 Deskrispsi Use Case Registrasi Pasien
Nama Use Case Registrasi Pasien
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor melakukan registrasi agar memiliki akun untuk masuk ke sistem
Aktor Sistem
1. klik registrasi
2. Menampilkan halaman registrasi
3. Mengisi form registrasi
4. klik daftar
5. Menyimpan data ke database
b. Deskripsi Use Case Login pasien
Deskripsi Use Case login merupakan tabel yang menjelaskan alur pengguna sistem yang dilakukan oleh aktor, berikut tabel use case login pasien.
Tabel 4. 12 Deskripsi Use Case Login pasien
Nama Use Case Login
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor melakukan login untuk mendapatkan akses menuju ke sistem
Aktor Sistem
1. Aktor input Username dan password.
2. Aktor klik Login.
1. Memvalidasi Username dan password yang di input benar atau tidak.
2. Validasi berhasil sistem menampilkan halaman dasboard admin.
c. Deskripsi Use Case Lihat Jadwal Dokter
Deskripsi use case lihat jadwal dokter merupakan tabel yang menampilkan jadwal-jadwal dokter yang sedang bertugas, berikut tabel use case lihat jadwal dokter.
Tabel 4. 13 Deskripsi Use Case Lihat Jadwal Dokter
Nama Use Case Jadwal Dokter
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat melihat jadwal dokter yang bertugas
Aktor Sistem
1. Aktor login sebagai pasien
2. Menampilkan dashboard pasien
3. Aktor memilih lihat jadwal dokter
4. Aktor melihat jadwal dokter
d. Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Deskripsi Use Case mengelola janji temu merupakan table yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk membuat janji temu dengan dokter, berikut table deskripsi use case mengelola data janji temu.
Tabel 4. 14 Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Nama Use Case Meenngelola Janji Temu
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat menambah janji temu
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Janji Temu.
2. Menampilkan halaman Janji temu.
3. klik tambah janji temu
4. Menampilkan jadwal dokter yang tersedia
5. Memilih jadwal dokter yang tersedia
6. Janji temu berhasil di simpan menunggu konfirmasi dokter
e. Deskripsi Use Case Lihat Rekam Medis
Deskripsi use case lihat rekam medis merupakan tabel yang berisi data rekam medis pasien yang hanya dapat di lihat oleh pasien itu sendiri.
Tabel 4. 15 Deskripsi Use Case Lihat Rekam Medis
Nama Use Case Jadwal Dokter
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat melihat rekam medis
Aktor Sistem
1. Aktor login sebagai pasien
2. Menampilkan dashboard pasien
3. Aktor memilih lihat rekam medis
4. Aktor melihat data rekam medis
3. Deskripsi Use Case Dokter
a. Deskripsi Use Case Melihat Data Pasien
Deskripsi use case melihat data pasien merupakan tabel yang digunakan dokter untuk melihat ada berapa pasien yang sudah membuat janji temu dengan dokter, berikut tabel dekripsi use case melihat data pasien.
Tabel 4. 16 Deskripsi Use Case Melihat Data Pasien
Nama Use Case Lihat Jadwal Dokter
Aktor Dokter
Deskripsi Aktor dapat mengkonfirmasi dan menyelesaikan status janji temu pasien
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pasien
2. Menampilkan halaman data pasien yang berobat
3. Mengkonfirmasi janji temu
4. Data berhasil dikonfirmasi ke pasien
5. Menyelesaikan status janji temu
6. Menampilkan form isi rekam medis pasien
7. Mengisi data rekam medis pasien
8. Data berhasil disimpan di database
b. Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien
Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pasien yang berobat diklinik yaitu tambah, update, dan hapus data. Berikut table deskripsi Use Case mengelola data Rekam medis.
Tabel 4. 17 Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien
Nama Use Case Meengelola Rekam Medis
Aktor Dokter, Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data rekam medis.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Data Rekam Medis.
2. Menampilkan halaman rekam medis.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah rekam medis.
5. Isi form tambah data rekam medis.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data rekam medis yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data rekam medis.
9. Update data rekam medis.
10. Menyimpan data rekam medis di database dan menampilkan rekam medis terbaru di halaman data rekam medis.
11. Klik hapus rekam medis.
12. Data rekam medis terhapus dari database.
4.5.3 Activity Diagram
Setelah spesifikasi use case selesai, peneliti selanjutnya menggambarkan rangkaian activity diagram dari masing-masing use case. Berikut adalah rancangan activity diagram dari use case sistem usulan:
1. Activity Diagram Registrasi Pasien
Berikut adalah activity diagram dari perancangan registrasi pasien pada website klinik ................................ :
Gambar 4.5 Activity Diagram Registrasi Pasien
2. Activity Diagram Login Pasien
Berikut adalah Activity Diagram dari perancanaan login pasien pada website klinik ................................ :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan para pengguna teknologi. Kemudahan tersebut dirasakan oleh berbagai kalangan, baik itu pelajar, pengusaha, pekerja dan masyarakat (Bakhtiar 2020). Diketahui pada masa era globalisasi sekarang ini, komputer merupakan media elektronik yang sangat berguna bagi manusia, karena dengan adanya komputer manusia dapat melakukan beberapa aktivitas pekerjaan tanpa adanya kesulitan dan hambatan yang berarti (Anggraini and Syahputra 2024). Banyak yang menggunakan teknologi informasi untuk mengakses informasi yang relevan dengan minat masing-masing secara cepat dan mudah. Salah satunya dalam bidang kesehatan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan instansi di Indonesia, khususnya di bidang kesehatan (Anggraini, Fadillah, and Suban 2020).
Perkembangan teknologi kesehatan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah dan industri kesehatan berupaya untuk menghadirkan teknologi medis terkini guna meningkatkan pelayanan medis dan mengurangi tingkat kematian serta tingkat penyakit yang dapat dicegah. Kemajuan dalam teknologi kesehatan memiliki tujuan utama, yaitu mempersingkat berbagai proses layanan kesehatan yang rumit dan memakan waktu (Sandjaja and Saleh 2024). Menurut peraturan pemerintah tahun 2016 pasal 4 terdapat beberapa jenis fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, apotek, unit transfusi darah, laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014). Klinik merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangatlah dicari serta bermanfaat bagi masyarakat yang sedang membutuhkan perawatan, klinik merupakan tempat bagi pasien yang juga membutuhkan obat-obatan yang sesuai sakit yang dialaminya, dan dapat berkonsultasi serta memperoleh nasihat medis.
Klinik ................................ terletak didalam kompleks perusahaan. Klinik ini dibangun untuk memudahkan seluruh karyawan karena jarak dari perusahaan ke rumah sakit tergolong jauh. Terdapat dokter, bidan, dan perawat yang bekerja diklinik. Fasilitas yang disediakan mencakup ruang tunggu pasien, ruang konsultasi dokter, dan ruang apotek. Klinik ini menyediakan layanan kesehatan dasar seperti pemeriksaan kesehatan, konsultasi medis, penanganan cedera ringan, dan pengobatan penyakit umum. Jam operasional klinik setiap hari senin-sabtu pukul 09.00-16.00 WIB. Seluruh layanan di klinik ................................ dibiayai oleh perusahaan sebagai bagian dari program kesejahteraan karyawan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di klinik ................................ terdapat beberapa permasalahan yaitu sering kali pasien tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai kepastian jadwal dokter. Hal ini menyebabkan pasien harus menunggu dalam waktu yang cukup lama, dan tidak jarang mendapati bahwa dokter yang dituju ternyata tidak hadir pada hari tersebut. Keadaan ini tentu berdampak pada ketidaknyamanan pasien serta menurunnya kualitas pelayanan. Selain itu, proses pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat masih dilakukan secara manual. Dengan sistem yang manual tersebut proses pelayanan di klinik memakan waktu yang lama dan rentan terhadap kesalahan. Data medis disimpan dalam arsip kertas yang sulit ditemukan dengan cepat. Pengelolaan stok obat yang tidak teratur juga sering menyebabakan kekurangan obat yang diperlukan.
Dengan dihadirkannya digitalisasi dalam dunia kesehatan, sistem kesehatan yang teraplikasikan mendukung kebutuhan masyarakat. Lembaga dunia kesehatan atau World Health Organization (WHO) mendefinisikan digitalisasi kesehatan sebagai bagian dari transformasi kesehatan guna mendukung pelayanan kesehatan, sebagai upaya promotif pencegahan penyakit melalui pemerataan edukasi kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian di bidang Kesehatan (Amallia 2024)
Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang tercantum dalam pasal 42 dinyatakan bahwa: Ayat 1. Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan dan diteliti, diedarkan dan dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. Ayat 2. Teknologi kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) mencakup segala metode dan yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya penyakit, 3 meringankan menyembuhkan, penderitaan memperkecil akibat penyakit, komplikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit
Dalam pemecahan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem informasi klinik yang berbasis website menggunakan metode waterfall. Metode Waterfall dipilih karena memiliki alur kerja yang sistematis dan terstruktur, di mana setiap tahapan pembangunan sistem dilakukan secara berurutan, dimulai dari analisis, desain, pengkodean, dan pengujian (Rohman and Prasetyo 2020). Pendekatan ini sangat cocok diterapkan pada sistem dengan ruang lingkup yang sudah jelas dan kebutuhan yang stabil, seperti dalam kasus klinik yang memiliki alur operasional tetap dan tidak berubah-ubah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sistem yang mempermudah dalam pengelolaan data dengan menggunakan sistem terkomputerisasi dan bisa memberikan efisiensi serta efektivitas staf klinik dalam melakukan tugasnya, maka penulis mengambil judul "Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall di ................................ " yang diharapkan dapat memberi kemudahan bagi staf dalam mengelola klinik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dibuat, maka dapat diketahui rumusan masalah yaitu ”Bagaimana merancang sistem informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall di ................................?”
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi permasalahan yang ada. Adapun batasan masalah dari penelitian ini hanya fokus pada :
1. Sistem informasi klinik hanya diterapkan di .................................
2. Menggunakan model Waterfall dan bahasa pemrograman PHP dan Database MySQL dan menggunakan framework Codeigniter.
3. Menggunakan pemodelan perancangan UML (Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram)
4. Pada tahap pengembangan sistem hanya menggunakan empat tahap dalam metode waterfall yaitu requirement definition, system and software design, implementation and unit testing, dan intergration and system testing.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembahasan ini untuk menghasilkan sistem informasi klinik berbasis website dengan menggunakan metode waterfall yang akan dilakukan di klinik .................................
1.5 Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah disebutkan, maka penulis dapat menyimpulkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi perusahaan penelitian ini memberikan pandangan jelas tentang seberapa pentingnya sistem yang terkomputerisasi itu dapat berdampak positif bagi karyawan.
2. Bagi klinik penelitian ini dapat membantu memahami kelemahan dari sistem sebelumnya, dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi pelayanan diklinik menjadi lebih akurat.
3. Bagi penulis penelitian ini memberikan pengalaman dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pengelolaan klinik.
4. Bagi pembaca dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui cara perancangan sistem informasi klinik berbasis website.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Perancangan
Perancangan sistem merupakan langkah-langkah merencanakan serta menguraikan struktur, komponen, interaksi, dan fungsi-fungsi yang akan ada dalam suatu sistem. Tujuannya adalah untuk mengembangkan gambaran yang jelas mengenai bagaimana sistem akan beroperasi, berinteraksi, dan memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan (Muntasir et al. 2020).
Perancangan sistem adalah mendesain, menggambarkan sistem yang baru yang bertujuan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan dengan penggunaan sistem yang lebih baik (Rio and Marsehan 2020).
2.1.2 Sistem
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan bahwa Pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, secara umum pengertian sistem adalah perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Pengertian lain dari Sistem adalah susunan dari pandangan, teori, asas dan sebagainya (Effendy et al. 2020).
2.1.3 Informasi
Informasi adalah hasil pengolahan data dari beberapa sumber yang telah di olah sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna bagi lingkungan sekitar (Rio and Marsehan 2020). Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas (Samudra et al. 2020).
Informasi adalah pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan. Beberapa data dapat dinyatakan sebagai informasi bila dari sedikit data tersebut sudah dapat di tarik sebuah kesimpulan.
2.1.4 Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan dokumen yang saling bekerja sama secara terpadu dalam pengelolahan data untuk memperoleh informasi dengan maksud dan tujuan tertentu sebagai bahan masukan mengambil keputusan (Simatupang, Simarmata, and Lumbantoruan 2021).
Sistem informasi merupakan suatu komponen yang saling berhubungan dengan proses penciptaan dan penyampaian informasi dalam perusahaan, yang memproses input berupa sumber data, kemudian diproses dengan komponen hardware, software, dan brainware dan menghasilkan informasi sebagai output (Expedisi and Jaya 2024).
Menurut Sutabri sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.1.5 Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014).
Menurut World Health Organization (2020) klinik sebagai fasilitas perawatan kesehatan yang menyediakan layanan rawat jalan yang berfokus pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Klinik ini dapat dikelola oleh dokter, perawat, atau profesional kesehatan lainnya dan biasanya melayani pasien yang tidak memerlukan rawat inap. Klinik merupakan salah satu jenis instansi kesehatan yang sangat memerlukan sistem informasi untuk mempermudah dan memperlancar kegiatannya.
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (Fajriah and Bayu Oktantyo 2020).
Secara keseluruhan, definisi klinik mencakup berbagai aspek dari pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mendukung kesehatan masyarakat melalui layanan medis yang komprehensif dan berkesinambungan.
2.1.6 PT. Kresna Duta Agroindo (KDA)
................................ adalah subsidiary dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART). PT. SMART telah menjadi anggota RSPO sejak 30 Januari 2005 dan sudah menerapkan program-program untuk mendapatkan sertifikasi RSPO untuk perusahaan subsidiarynya. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak mentah, terletak di Desa Langling Kecamatan ................................ Kabupaten Merangin Jambi. Pekerja pabrik di ................................ terbagi menjadi 2 yaitu pekerja bagian stasiun dan pekerja bagian mesin. Pekerja di bagian stasiun mengawasi dan memperbaiki bagian rebusan buah kelapa sawit, sedangkan bagian mesin pekerja yang mengawasi dan memperbaiki dibagian mesin pengolahan buah kelapa sawit.
2.1.7 Codeigniter
CodeIgniter merupakan framework PHP yang dibuat berdasarkan model view Controlleer (MVC). CI memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang umum dibutuhkan oleh aplikasi berbasis web misalnya mengakses database, memvalidasi form sehingga sistem yang dikembangkan lebih mudah. CI juga menjadi satu-satunya Framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas. Source code CI yang dilengkapi dengan comment didalamnya sehingga lebih memperjelas fungsi sebuah kode program dan CI yang dihasilkan sangat Bersih (clean) dan search Engine Friendly (SEF) (Sallaby and Kanedi 2020).
Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dirilis pada Februari 2006 yang merupakan web application network yang bersifat open source yang digunakan untuk membangun aplikasi PHP yang dinamis (Muthia Kansha, Saherih, and Muchlis 2020).
CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuat dari awal (Setiawan et al. 2024).
2.1.8 Website
Website adalah kumpulan dari berbagai macam halaman situs, yang terangkum didalam sebuah domain atau juga subdomain, yang lebih tepatnya di dalam WWW (World Wide Web) yang tentunya terdapat dalam internet (Dewi and Hidayah 2019).
Website adalah kumpulan halaman yang saling terhubung yang di dalamnya terdapat beberapa item seperti dokumen dan gambar yang tersimpan di dalam web server. Web app adalah sebuah aplikasi yang berada dalam web server yang bisa user akses melalui browser. Web app biasanya menampilkan data user dan informasi dari server.
Website adalah sekumpulan halaman yang dapat memuat informasi baik dalam bentuk teks, gambar dan informasi lainnya (Suli and Nirsal 2020).
2.1.9 Waterfall
Metode Waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle (siklus hidup klasik), yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah (Bangun, Rekam, and Berbasis 2024).
Gambar 2.1 Tahapan Model Waterfall(Mulyani and Yusuf 2024)
Pada gambar di atas memperlihatkan tahapan dari metode waterfall yaitu:
a. Requirement Definition
Tahap ini adalah tahapan penetapan fitur kendala dan tujuan sistem melalui konsultasi dengan pengguna sistem. Semua hal tersebut akan ditetapkan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem.
b. System and Software Design
Pada tahap ini akan dibentuk suatu arsitektur sistem berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dilakukan identifikasi dan penggambaran terhadap abstraksi dasar sistem perangkat lunak serta hubungan-hubungannya.
c. Implementation and Unit Testing
Dalam tahapan Implementation and Unit Testing ini, hasil dari desain perangkat lunak akan direalisasikan sebagai satu set program atau unit program. Setiap unit akan diuji apakah sudah memenuhi spesifikasinya.
d. Integration and System Testing
Dalam tahap ini, setiap unit program akan diintegrasikan satu sama lain dan diuji sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan yang ada. Setelah itu sistem akan dikirim ke pengguna sistem.
e. Operation and Maintenance
Dalam tahap ini, sistem diinstal dan mulai digunakan. Selain itu juga memperbaiki error yang tidak ditemukan pada tahap pembuatan. Dalam tahap ini juga dilakukan pengembangan sistem seperti penambahan fitur dan fungsi baru.
2.1.10 MySQL
Menurut Fransiskus dalam (Akbar and Latifah 2019), MySQL adalah sistem manajemen database yang sering digunakan bersama PHP. PHP juga mendukung pada Microsoft Access,Database Oracle,d-Base,dan sistem manajemen database lainnya. SQL (Structured Query Language) adalah bahasa terstruktur yang digunakan secara khusus untuk mengolah database.dan MySQL merupakan sebuah sistem manajemen database.
MySQL adalah salah satu jenis database yang banyak digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web yang dinamis MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management Sistem). MySQL ini mendukung Bahasa pemrograman PHP(Putra, Ariyanto, and Priyolistiyanto 2020).
MySQL adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang bersifat sumber terbuka (open-source) dan populer. Fungsinya adalah untuk mengatur dan menyimpan data dalam bentuk tabel yang memiliki keterhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga pengguna dapat menyimpan, mengakses, dan mengelola data dengan efisiensi (Muntasir et al. 2020).
2.1.11 PHP
PHP adalah Bahasa pemrograman yang bisa kita gunakan untuk membuat aplikasi web. Istilah PHP sebenarnya merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor. Ada perbedaan antara PHP dan HTML, kode HTML diproses oleh browser dikomputer pengguna, sedangkan kode PHP diproses oleh serverweb, baru kemudian hasilnya dikirimkan ke browserweb (Kouw et al. 2020).
PHP merupakan bahasa pemrograman script server side yang didesain untuk pengembangan web. Selain itu, PHP juga bisa digunakan sebagai bahasa pemrograman umum. Selain itu, php juga digunakan di sistem manajemen database relasional (RDBMS) (Suli and Nirsal 2020).
2.1.12 Flowchart
Flowchart merupakan alur bagan yang menggunakan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah. Flowchart sistem memberikan solusi dari masalah yang berkaitan erat dengan satu sama lain serta saling berinteraksi untuk dapat mencapai sebuah tujuan (Taena. 2024).
Flowchart adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan secara rinci tahapan penyelesaian masalah. Dengan menggunakan gambar suatu tahapan masalah akan lebih mudah untuk dipahami (Ni Nyoman Emang Smrti et al. 2020).
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart
2.1.13 UML (Unified Modelling Language)
UML adalah bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek (Rusdianto, Kom, and Nurdesni 2020).
Metode UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. UML (Unified Modelling Language) menyediakan bahasa permodelan visual yaitu proses pengembangan informasi-informasi secara grafis dengan notasi-notasi baku yang telah disepakati sebelumnya dengan menggunakan permodelan UML ini pengembagan dapat melakuan:
1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur secara keseluruhan
2. Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan seharusnya
3. Menguji apakah sistem/perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang seharusnya
4. Dokumentasi sistem/perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di masa yang akan datang (Revaldi and Purwani 2024).
Berikut beberapa komponen-komponen yang terdapat pada Unified Modelling Language (UML) :
1. Use Case Diagram
Use Case Diagram mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih dengan sistem yang akan dibuat. Ada beberapa simbol yang digunakan dalam menggambarkan use case diagram yaitu use case, aktor dan relasi. Simbol-simbol pada Use Case Diagram antara lain :
Tabel 2.2 Simbol-Simbol Usecase Diagram
Simbol
Deskripsi
Usecase
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling tertukar pesan antar unit atau aktor.
Actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informaasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar
orang.
Asosiasi/asosiation
Komunikasi antara aktor dan usecase yang berpartisipasi pada usecase atau usecase memiliki interaksi dengan aktor.
Extensi/extend
Relasi usecase tambahan kesebuah usecase dinamakan usecase
yang ditambahkan dapat berdiri sendiri.
Generalisasi/generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah usecase.
2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses business modeling untuk memperlihatkan urutan aktivitas proses bisnis (Pasaribu, Setiawan, and Nur Atika 2020).
Tabel 2.3 Simbol-Simbol Activity Diagram
Simbol Deskripsi
Status awal
Status awal aktifitas sistem, sebuah diagram aktifitas memiliki sebuah status awal.
Aktifitas
Aktifitas yang dilakukan sistem, aktifitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan/Decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktifitas lebih dari satu.
Penggabungan/join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktifitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sebuah sistem, sebuah diagram aktifitas memiliki sebuah status akhir.
Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang terjadi.
3. Class Diagram
Class diagram adalah diagam yang menampilkan beberapa kelas dan paket-paket yang ada dalam sistem atau perangkat lunak yang sedang kita gunakan. Selain itu, class diagram memberikan gambaran sistem atau perangkat lunak dalam bentuk diagram statis, serta hubungan yang ada di dalamnya (Andini 2024).
Tabel 2.4 Simbol-Simbol Class Diagram
Simbol Deskripsi
Kelas
nama_kelas
+atribut
+operasi()
Kelas pada struktur sistem
Antar muka / interface
Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek
Asosiasi / association
Relasi antarkelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Asosiasi berarah / directed association
Relasi antarkelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antarkelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus)
Kebergantungan / dependency
-------------------
Relasi antarkelas dengan makna kebergantungan antarkelas
Agregasi / aggregation
Relasi antar kelas dengan makna semua – bagian (whole-part)
2.1.14 Black box testing
Metode Blackbox Testing merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam pengujian perangkat lunak tanpa memerinci detail perangkat lunak. Dalam pengujian ini, hanya dilakukan pengecekan terhadap hasil keluaran berdasarkan nilai masukan yang diberikan, tanpa melakukan usaha untuk mengetahui kode program yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut (Ginting and Lubis 2024).Pengujian Blackbox bertumpu pada memastikan tiap proses sudah berfungsi sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Penguji dapat menartikan himpunan kondisi masukan dan menjalankan pengujian pada pengkhususan fungsi dari sistem. Sehingga pengujian merupakan suatu cara pelaksanaan program yang bertujuan menemukan kesalahan atau error kemudian memperbaikinya sehingga sistem dapat dikatakan layak untuk digunakan (Wijaya and Astuti 2021).
Blackbox testing merupakan pengujian yang memungkinkan seorang software engineer dan Tester mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program blackbox merupakan salah satu metode pengujian yang tidak perlu melihat dan menguji sourcecode program. Blackbox testing berkerja dengan mengabaikan struktural internal pada software sehingga perhatiannya berfokus pada interface saja atau input dan output pada software (Pratama, Lasimin, and Dadaprawira 2020).
2.1.15 Uji Kelayakan
Uji Kelayakan sistem merupakan bagian daripada proses pelaksanaan putusan dari sistem perangkat lunak dalam mengetahui apakah sistem perangkat lunak yang digunakan ini sesuai terhadap perincian sistem, serta apakah dapat berjalan sesuai dengan lingkungan yang diharapkan. Uji kelayakan ini dilakukan untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan kualitas dari kinerja aplikasi yang dikembangkan (Mandala 2022).Pengujian ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada para pengguna sehingga pengembang dapat mengetahui respon apa yang diberikan oleh pengguna terhadap aplikasi. Pengujian ini dilakukan juga untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan kualitas dari sistem yang dikembangkan (Della Amalia Septiany 2022).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu
NO Judul/Penulis/Tahun Terbit Masalah Metode Hasil Perbedaan Penelitian
1 Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Klinik Berbasis Web Menggunakan Metode Sdlc Protoype Pada Pt Pratama Abadi Industri
( Rizki Kurniawan, Sewaka Juni 2020 ) Permasalahan waktu pelayanan dan validitas data dikarenakan klinik masih menggunakan sistem pelayanan secara tradisional yaitu pengajuan berobat secara manual dan melakukan pencatatan secara manual. Terdapat banyak aspek yang merugikan pasien, misalnya waktu yang dibutuhkan pasien menunggu terlalu lama, pengajuan berobat pun masih menggunakan manual dan laporan hasil Riwayat medis pasien masih menggunakan catatan manual. Prototype Sistem klinik dibuat untuk mengatasi kesalahan dan keterlambatan dalam proses penanganan pasien, penginputan laporan, dan proses pengajuan berobat, dengan adanya sistem ini dapat lebih tersistem secara otomatis. Melalui aplikasi klinik website ini tidak perlu mengisi form kertas pengajuan berobat, karena
sudah tersistem sehingga menjadi lebih efisien. Menggunakan metode prototye dalam pengembangan sistem
2 Perancangan Sistem Informasi Klinik Dalam Menunjang Pendokumentasian Dokumen Rekam Medis Klinik Di Ciawi (Nurmalawati Kusumah, Fajar Yunita Sari, Fery Fadly Endang, Pandanwangi K, Ilham Ramadhan Desember 2020) Pada penelitian ini terdapat masalah dalam pendokumentasian klinis di klinik masih menggunakan pengelolaan dokumentasi secara konvensional, seperti yang terjadi di Klinik Ciawi Kabupaten Tasikmalaya pengelolaan dokumentrasi Klinis masih dilakukan secara manual dan memerlukan waktu lama untuk pengelolaan data. Menggunakan metode RAD Sistem aplikasi yang dirancang berbasis elektronik ini dapat digunakan untuk mengefektifkan waktu pendaftaran pasien, mengurangi human error, paperless, semua sudah terintegrasi dari hulu kehilir. Memudahkan pemilik klinik memonitor pendapatan. Serta dapat meningakatkan mutu pelayanan di klinik. Proses perancangan sistem ini menggunakan metode RAD diawali dengan menganalisis dan mengevaluasi sistem yang telah berjalan di klinik tersebut lalu dibuatkan lah list kebutuhan sistem apa saja yang di butuhkan sehingga sistem yang akan dirancang ini akan menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat meningkatkan mutu pelayanan klinik tersebut.
3 Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Extreme Programming Pada Klinik Karunia Bunda (Donda Banjarnahor, Nurulfaizah, Kurnia Gusti Ayu September 2020) Kegiatan pelayanan dan pengolahan data di klinik karunia bunda hanya memanfaatkan microsoft excel untuk data pasien, klinik, diagnosa, obat, transaksi, dan surat izin kedokteran lainnya Extreme Programming Sistem Informasi Klinik Berbasis Web ini dapat menghasilkan laporan atau informasi sesuai kebutuhan, sehingga memudahkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan klinik. Proses perancangan sistem menggunakan Metode extreme programming dimana mengedepankan proses pengembangan yang lebih responsif terhadap kebutuhan customer, serta nilai-nilai dasar yang menjadi roh dari XP pada setiap tahapan proses pengembangan perangkat lunak.
4 Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Pada Pt Wonjin Indonesia Jakarta
(Ernawati, Muhammad Yusuf Bakhtiar, Rahmawati Januari 2020) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah diantaranya proses pencatatan yang dilakukan masih bersifat manual dan belum terkomputerisasi, serta alur kerja yang masih berantakan dan tidak sesuai SOP sehingga pekerjaan belum maksimal. Menggunakan metode Prototype Sistem ini sangat membantu untuk membuat pekerjaan lebih efisien, cepat, dan akurat. Karena dengan adanya sistem ini diharapkan mampu meminimalisir kesalahan yang pada umumnya dilakukan secara manual. Pada perancangan sistem ini menggunakan database laragon
5 Sistem Informasi Manajemen ................................Berbasis Web (Bimo Pratama, Sharipuddin Juni 2020) Permasalahan seperti kesalahan dalam pencatatan data pasien umum ataupun pasien asuransi, pencarian data obat yang tersedia karena belum adanya data untuk stok obat, terjadinya kerusakan dan kehilangan data akibat dari media penyimpanan yang ada hanya berupa dokumen yang diarsipkan, kesulitan dalam pembuatan laporan sehingga dibutuhkan waktu lagi dalam pelaksanaannya. Metode prototyp-ing Sistem informasi manajemen klinik dapat mempercepat pencatatan data serta meminimalisir hilangnya data klinik. Penelitian ini menggunakan metode prototyping dan terdapat fitur-fitur yang lebih lengkap seperti informasi resep obat.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Rizki Kurniawan dan Sewaka pada Juni 2020 berjudul “Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Klinik Berbasis Web Menggunakan Metode SDLC Prototype pada PT Pratama Abadi Industri”, mengangkat permasalahan terkait pelayanan klinik yang masih dilakukan secara tradisional, seperti pengajuan berobat dan pencatatan medis secara manual. Hal ini menyebabkan keterlambatan layanan dan potensi kesalahan data. Dengan menggunakan metode prototyping, peneliti merancang sistem informasi klinik berbasis web yang mampu mengotomatisasi proses layanan, mengurangi waktu tunggu, serta meningkatkan efisiensi pencatatan dan pengajuan berobat.
Penelitian kedua oleh Nurmalawati Kusumah dan tim pada Desember 2020 bertajuk “Perancangan Sistem Informasi Klinik dalam Menunjang Pendokumentasian Dokumen Rekam Medis Klinik di Ciawi” menyoroti permasalahan pengelolaan dokumentasi klinik yang masih konvensional. Dengan metode Rapid Application Development (RAD), sistem yang dirancang bertujuan mengefisiensikan waktu pendaftaran, mengurangi kesalahan manusia, serta mendukung sistem yang paperless dan terintegrasi. Aplikasi ini juga memudahkan pemilik klinik dalam memantau pendapatan serta meningkatkan mutu layanan secara keseluruhan.
Selanjutnya, penelitian oleh Donda Banjarnahor dan rekan-rekannya pada September 2020 berjudul “Sistem Informasi Klinik Berbasis Website Menggunakan Metode Extreme Programming pada Klinik Karunia Bunda”, berangkat dari kondisi klinik yang masih mengandalkan Microsoft Excel untuk pengolahan data pasien dan administrasi lainnya. Dengan metode Extreme Programming, peneliti merancang sistem berbasis web yang mampu menyajikan laporan sesuai kebutuhan, serta mendukung pengembangan perangkat lunak yang adaptif terhadap perubahan kebutuhan pengguna.
Penelitian keempat oleh Ernawati dan tim pada Januari 2020 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Website pada PT Wonjin Indonesia Jakarta”, mengungkapkan permasalahan terkait proses pencatatan yang masih manual dan alur kerja yang tidak sesuai dengan SOP. Dengan pendekatan prototyping dan pemanfaatan database Laragon, sistem informasi yang dirancang bertujuan meningkatkan efisiensi, ketepatan, dan kecepatan dalam proses kerja klinik, serta meminimalkan kesalahan yang kerap terjadi pada sistem manual.
Terakhir, penelitian oleh Bimo Pratama dan Sharipuddin pada Juni 2020 yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen ................................Berbasis Web” membahas kendala pencatatan data pasien dan stok obat yang masih dilakukan secara manual, serta kerentanan terhadap kehilangan data. Dengan menggunakan metode prototyping, peneliti merancang sistem informasi manajemen klinik yang dilengkapi dengan fitur-fitur seperti pencatatan resep obat, yang dapat mempercepat proses administrasi dan meminimalkan kehilangan data. Kelima penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam tujuan, yaitu mengatasi permasalahan administrasi klinik secara manual dengan memanfaatkan teknologi berbasis web, namun berbeda dalam pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan, seperti Prototype, RAD, dan Extreme Programming, serta fokus fitur dan sistem yang dihasilkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data baik tertulis maupun lisan dari orang atau pelaku yang dapat diamati (Heryani 2024). Metode penelitian kualitatif dapat digunakan dalam pengelolaan klinik di ................................ Langling ................................ yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan staf klinik. Tujuannya adalah untuk memahami masalah dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada periode tertentu dan di tempat tertentu. Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama enam bulan. Tempat penelitian di klinik ................................ Langling .................................
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Seminar Proposal
2 Revisi Proposal
3 Pengajuan Riset
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Penyusunan Laporan
3.3 Alat dan bahan Penelitian
Untuk melakukan penelitian penulis menggunakan tools berupa software dan hardware yang dibutuhkan, adapun alat bantu tersebut sebagai berikut :
3.3.1 Alat Penelitian
1. Perangkat Keras (Hardware)
● Laptop ASUS VivoBook 14
● Processor 11th Gen Intel(R) Core(TM)i5-1135G7@ 2.40GHz 2.42 GHz
● RAM 8.00 GB
● Mouse Keenion
● Printer
2. Perangkat lunak (software)
● Sistem operasi windows 11
● Microsoft Office 2019
● Mendeley
● Google Chrome
● Microsoft Edge
● Visual Studio Code
● XAMPP
● MySQL
● PHP
3.3.2 Bahan Penelitian
Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dapat menentukan apa saja yang diperlukan untuk memberi sistem informasi klinik di ................................ Langling .................................
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk memahami alur kerja diklinik ................................ meliputi registrasi pasien, pengelolaan rekam medis, dan pengelolaan stok obat. Saat mendaftarkan pasien, penulis memperhatikan interaksi staf dan pasien. Terkait rekam medis, penulis fokus pada penyimpanan dan keamanan data. pengelolaan stok obat. Observasi ini dilakukan untuk merancang sistem informasi klinik yang lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kinerja klinik.
3.4.2 Wawancara
Dalam penelitian penulis melakukan tanya jawab langsung dengan sumber data atau pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh data-data yang akurat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini.
3.4.3 Studi Pustaka
Studi pustaka ini dilakukan untuk menambah informasi mengenai penelitian yang di ambil melalui jurnal atau buku-buku. Pada tahap ini penulis mencari dan mengkaji literatur yang relevan dengan topik penelitian untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik yang diambil.
3.5 Metode Perancangan
Tahap ini akan memberikan gambaran mengenai perangkat lunak yang akan dibuat. Untuk mendukung proses perancangan sistem, penulis menggunakan UML (Unified Modeling Language) untuk dijadikan model yang akan digunakan dalam membuat sistem.
3.5.1 Use case Diagram
Penelitian ini terdapat tiga aktor, yaitu admin, dokter, dan pasien. Mendeskripsikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem yang akan dibuat atau dapat dikatakan bahwa use case diagram digunakan untuk menggambarkan fungsi apa saja yang terdapat dalam sistem informasi klinik.
3.5.2 Activity Diagram
Diagram ini digunakan untuk menggambarkan alur kerja atau aktivitas dari sistem yang akan dibangun, mulai dari pendaftaran pasien, janji temu, rekam medis dan data obat.
3.5.3 Class Diagram
Class diagram digunakan untuk menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki atribut, metode dan operasi.
3.6 Metode Pengembangan
Metode pengembangan sistem yang dipilih adalah metode waterfall. Metode waterfall merupakan model pegembangan software yang jika dianalogikan seperti air terjun, dikarenakan setiap tahapnya dikerjakan secara berurutan dari atas ke bawah. Metode ini cocok dipakai untuk suatu proyek yang memiliki resiko kecil, tidak memerlukan perubahan secara terus-menerus, gambaran produk sudah jelas. Adapun tahapan-tahapan dari model waterfall adalah sebagai berikut :
3.6.1 Requirement Definition
Pada tahap ini penulis mengumpulkan informasi yang diperoleh dari observaasi dan wawancara oleh staf klinik. Informasi yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis sehingga didapatkan data yang lengkap untuk mengatasi masalah yang ada di klinik.
3.6.2 System and Software Design
Data yang dianalisis selanjutnya diimplemetasikan pada desain dengan tujuan memberikan gambaran mengenai sistem yang akan dibuat. Pada tahap ini peneliti menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language) mendukung dalam proses pembuatan sistem.
3.6.3 Implementation and unit testing
Pada tahap ini setiap fitur seperti data pasien, data obat, dan rekam medis diuji secara terpisah. Pengujian dilakukan untuk memastikan setiap bagian berfungsi dengan baik dan sesuai denngan desain yang telah dibuat sebelumnya.
3.6.4 Integration and system testing
Pada tahap ini pengujian menggunakan blackbox testing sistem informasi klinik dilakukan secara menyeluruh memastikan semua bagian bekerja dengan baik dan sesuai kebutuhan pengguna.
3.7 Metode Pengujian
Metode pengujian yang digunakan adalah blackbox testing, memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik. Dalam metode ini, penguji tidak perlu mengetahui bagaimana website dibangun, melainkan fokus untuk memastikan bahwa input yang diberikan menghasilkan output yang benar. Hal ini membantu menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam fungsi sistem dan memastikan bahwa website berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pasien dan dokter.
3.8 Tahap Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah yang ada di klinik PT.Kresna Duta Agroindo Langling ................................. Terdapat beberapa permasalahan yang ada di klinik tersebut yaitu pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat masih tertulis.
2. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data melalui observasi langsung ke klinik dan wawancara dengan staf klinik untuk memahami proses kerja yang ada serta kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan klinik.
3. Analisis sistem
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis mencakup pemahaman alur kerja, kebutuhan fungsional dan non-fungsional serta solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
4. Perancangan Sistem
Berdasarkan analisis data yang ada penulis merancang sistem yang mencakup fitur-fitur utama yang diperlukan seperti pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat pasien. Pada tahap ini pemodelan UML yang digunakan untuk membuat gambaran sistem yang akan dibuat.
5. Pengujian Sistem
Pada tahap ini, penulis melakukan pengujian meggunkan metode blackbox testing. Fokus utama dari pengujian ini adalah pada input yang diberikan ke sistem dan output yang dihasilkan. Pengujian ini memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan klinik. Jika pengujian tidak berhasil maka akan kembali ke perancangan sistem.
6. Pembuatan Laporan
Setelah sistem berhasil diuji dan diterapkan sesuai kebutuhan klinik. Penulis melanjutkan laporan yang mencakup seluruh proses mulai dari identifikasi masalah hingga pengujian sistem.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Klinik PT Kresna Duta Agroindo Langling
Klinik di PT KDA Langling merupakan fasilitas kesehatan yang disediakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan karyawan. Terletak di kecamatan ................................ kabupaten Merangin tepatnya di desa Langling. Terdapat 275 penduduk yang tinggal di kawasan perkebunan kelapa sawit. Klinik buka pada hari senin-sabtu pukul 09.00-16.00.
Klinik ini berfungsi sebagai layanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan medis dasar, seperti pemeriksaan kesehatan, pengobatan ringan, pemberian obat-obatan, dan penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja. Dikelola oleh tenaga medis profesional, seperti dokter umum, bidan dan perawat.
Selain itu, klinik ini juga memiliki program kesehatan seperti penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap pentingnya menjaga kesehatan. Jika ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, klinik bekerja sama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain. Keberadaan klinik ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas kerja, memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Hal ini menjadikan klinik di PT KDA Langling sebagai salah satu elemen penting dalam mendukung operasional perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.
Klinik hadir untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan visi "Mengoptimalkan derajat kesehatan dengan pengobatan yang rasional dan berorientasi pada pasien (patient-oriented)”.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Setelah melakukan penelitian, terdapat beberapa permasalahan di klinik yaitu pasien tidak tahu jadwal praktek dokter jadi terkadang ketika pasien datang ke klinik ternyata dokter tidak ada jadwal di hari itu. Selain itu pendaftaran pasien, rekam medis dan pengelolaan stok obat di klinik masih menggunakan proses manual. Berdasarkan penjabaran diatas maka digambarkan flowchart sistem sebagai berikut.
Gambar 4.2 Flowchart Sistem yang sedang berjalan
4.3 Analisis Sistem Yang Diusulkan
Berdasarkan hasil analisis sistem yang berjalan saat ini, terdapat sejumlah permasalahan seperti pasien tidak mengetahui jadwal dokter, kesulitan dalam proses pendaftaran pasien, pengelolaan data pasien yang masih memakan waktu yang lama. Sistem manual yang digunakan dalam pengelolaan data memunculkan berbagai risiko, termasuk kerentanan terhadap kesalahan manusia, seperti kehilangan data pasien. Oleh karena itu, hasil analisis ini menunjukkan bahwa Klinik PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................ membutuhkan sebuah sistem informasi yang efektif untuk meningkatkan efisiensi operasional, akurasi data, dan kualitas layanan kepada pasien.
Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang diusulkan
4.4 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan sistem. Tahap ini bertujuan mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemui dalam pembuatan sistem, serta mencari sosusi untuk memecahkan suatu masalah yang ada pada sistem yang akan dibuat. Tahap analisis digunakan untuk mengevaluasi sistem dan mendapatkan data yang diperlukan sebagai bahan dasar untuk merancang sebuah sistem.
4.4.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
Fungsional sistem adalah kebutuhan yang diberikan oleh sistem berdasarkan fungsi yang harus dikerjakan oleh sistem untuk melayani kebutuhan user. Pada penelitian ini berdasarkan kebutuhan, maka fungsi utama yang harus dilakukan oleh aktor antara lain:
Tabel 4.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
No Aktor Deskripsi
1 Admin - Melakukan login
- Mengelola data pasien
- Mengelola data obat
- Mengelola jadwal dokter
- Mengelola janji temu
- Mengelola rekam medis
- Mengelola data user
- Mengelola data artikel
- Logout
2 Pasien - Melakukan pendaftaran
- Melihat data jadwal dokter
- Membuat janji temu
- Melihat rekam medis
- Logout
3 Dokter - Melihat data pasien
- Mengelola rekam medis
4.4.2 Kebutuhan Non Fungsional Sistem
Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang menitik beratkan pada properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. kebutuhan fungsional juga sering disebut sebagai batasan layanan atau fungsi yang ditawarkan sistem seperti batasan waktu, batasan pengembangan proses, standarisasi dan lain-lain.
1. Usability, yaitu memudahkan pasien dalam proses janji temu dengan dokter dan memudahkan admin dalam mengelola data di klinik.
2. Funtionality, yaitu dipermudahkan dengan fitur melihat jadwal dokter.
3. Security, yaitu semua pengguna harus mendaftar agar dapat mengakses website.
4.5 Perancangan Model Sistem
4.5.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan sebuah actor yang terlihat didalam sistem. Berikut use case diagram dari adanya sistem informasi klinik di PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................ yang terdiri dari tiga aktor yaitu dokter, pasien, dan admin.
Tabel 4.2 Deskripsi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Dokter Orang yang bertugas mengkonfirmasi janji temu pasien dan mengelola rekam medis pasien.
2 Pasien Orang yang menggunakan atau mengakses website untuk melihat jadwal dokter dan membuat janji temu dengan dokter.
3 Admin Orang yang bertugas mengelola data pasien, data obat, data jadwal dokter, data rekam medis, data janji temu, data pengguna, dan data artikel
Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem informasi klinik di PT Kresna Duta Anggroindo Langling ................................
4.5.2 Deskripsi Use Case Diagram
Berikut deskripsi dari use case yang menggambarkan actor yang berperan untuk sebuah proses dalam sistem. Berikut ini adalah deskripsi rinci dari Use Case yang menggambarkan peran aktor-aktor dalam sebuah proses operasional di dalam sistem. Setiap Use Case akan memaparkan langkah-langkah yang dilakukan oleh masing-masing aktor untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
1. Deskripsi Use Case Admin
Deskripsi Use Case admin adalah upaya untuk mengelola data dengan jelas dan ringkas, dengan tujuan agar informasi dapat dipahami dengan lebih baik.
a. Deskripsi Use Case Login
Deskripsi Use Case login merupakan tabel yang menjelaskan alur pengguna sistem yang dilakukan oleh aktor, berikut tabel use case login admin :
Tabel 4.3 Deskripsi Use Case Login Admin
Nama Use Case Login
Aktor Admin
Deskripsi Aktor melakukan login untuk mendapatkan akses menuju ke sistem
Aktor Sistem
1. Aktor input Username dan password.
2. Aktor klik Login.
3. Memvalidasi Username dan password yang di input benar atau tidak.
4. Validasi berhasil sistem menampilkan halaman dasboard admin.
b. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien
Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pasien yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut tabel deskripsi Use Case mengelola data pasien.
Tabel 4.4 Deskripsi Use Case Mengelola Data Pasien
Nama Use Case Mengelola data pasien
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data pasien.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pasien.
2. Menampilkan halaman data pasien.
3. klik Tambah Data.
4.Muncul form tambah data pasien.
5. Isi form tambah data pasien.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data pasien yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data pasien.
9. Update data pasien.
10. Menyimpan data pasien di database dan menampilkan data pasien terbaru di halaman data pasien.
11. Klik hapus data pasien.
12.Data pasien terhapus dari database.
c. Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat
Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data obat yaitu tambah, update, dan hapus data berikut table deskripsi Use Case mengelola data obat.
Tabel 4.5 Deskripsi Use Case Mengelola Data Obat
Nama Use Case Mengelola data obat
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data obat.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data obat.
2. Menampilkan halaman data obat.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data obat.
5. Isi form tambah data obat.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data obat yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data obat.
9. Update data obat.
10. Menyimpan data obat di database dan menampilkan data obat terbaru di halaman data obat.
11. Klik hapus data pasien.
12. Data obat terhapus dari database.
d. Deskripsi Use Case Mengelola Jadwal Dokter
Deskripsi Use case mengelola Jadwal Dokter merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data jadwal dokter yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data Jadwal Dokter.
Tabel 4. 6 Deskripsi Use Case Mengelola Jadwal Dokter
Nama Use Case Mengelola data Jadwal Dokter
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data jadwal dokter.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Jadwal dokter.
2. Menampilkan halaman Jadwal dokter.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah jadwal dokter.
5. Isi form tambah jadwal dokter.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data jadwal dokter yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data jadwal dokter.
9. Update data jadwal dokter.
10. Menyimpan data jadwal dokter di database dan menampilkan jadwal dokter terbaru di halaman data jadwal dokter.
11. Klik hapus jadwal dokter.
12. Data jadwal dokter terhapus dari database.
e. Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis
Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data rekam medis yaitu tambah, update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data Rekam medis.
Tabel 4. 7 Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis
Nama Use Case Mengelola Rekam Medis
Aktor Admin, Dokter
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data rekam medis.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Data Rekam Medis.
2. Menampilkan halaman rekam medis.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah rekam medis.
5. Isi form tambah data rekam medis.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data rekam medis yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data rekam medis.
9. Update data rekam medis.
10. Menyimpan data rekam medis di database dan menampilkan rekam medis terbaru di halaman data rekam medis.
11. Klik hapus rekam medis.
12. Data rekam medis terhapus dari database.
f. Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data janji temu yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola janji temu.
Tabel 4. 8 Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Nama Use Case Mengelola Janji Temu
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data janji temu.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Janji Temu.
2. Menampilkan halaman Janji temu.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah janji temu.
5. Isi form tambah janji temu.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data janji temu yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data janji temu.
9. Update data janji temu.
10. Menyimpan data janji temu di database dan menampilkan janji temu terbaru di halaman data janji temu.
11. Klik hapus janji temu.
12. Data janji temu terhapus dari database.
g. Deskripsi Use Case Mengelola Data Pengguna
Deskripsi Use Case mengelola data pengguna merupakan table yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pengguna yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi use case mengelola data pengguna.
Tabel 4. 9 Deskripsi Use Case Mengelola Data Pengguna
Nama Use Case Mengelola Data Pengguna
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data pengguna.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pengguna.
2. Menampilkan halaman data pengguna.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data pengguna.
5. Isi form tambah data pengguna.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data pengguna yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data pengguna.
9. Update data pengguna.
10. Menyimpan data pengguna di database dan menampilkan data pengguna terbaru di halaman data pengguna.
11. Klik hapus data pengguna.
12. Data pengguna terhapus dari database.
h. Deskripsi Use Case Mengelola Data Artikel
Deskripsi Use Case Mengelola artikel merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi artikel yaitu tambah,update, dan hapus data, berikut table deskripsi Use Case mengelola data artikel.
Tabel 4.10 Deskripsi Use Case Mengelola data artikel
Nama Use Case Mengelola Artikel
Aktor Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data artikel.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data artikel.
2. Menampilkan halaman data artikel.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah data artikel.
5. Isi form tambah data artikel.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data artikel yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data artikel.
9. Update data artikel.
10. Menyimpan data artikel di database dan menampilkan artikel terbaru di halaman data artikel.
11. Klik hapus artikel.
12. Data artikel terhapus dari database.
2. Deskripsi Use Case Pasien
a. Deskripsi Use Case Registrasi pasien
Deskripsi use case registrasi pasien merupakan tabel yang menjelaskan langkah-langkah pendaftaran akun atau membuat akun bagi yang belum memiliki akun untuk dapat masuk kedalam sistem, dapat dijelakan sebagai berikut.
Tabel 4. 11 Deskrispsi Use Case Registrasi Pasien
Nama Use Case Registrasi Pasien
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor melakukan registrasi agar memiliki akun untuk masuk ke sistem
Aktor Sistem
1. klik registrasi
2. Menampilkan halaman registrasi
3. Mengisi form registrasi
4. klik daftar
5. Menyimpan data ke database
b. Deskripsi Use Case Login pasien
Deskripsi Use Case login merupakan tabel yang menjelaskan alur pengguna sistem yang dilakukan oleh aktor, berikut tabel use case login pasien.
Tabel 4. 12 Deskripsi Use Case Login pasien
Nama Use Case Login
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor melakukan login untuk mendapatkan akses menuju ke sistem
Aktor Sistem
1. Aktor input Username dan password.
2. Aktor klik Login.
1. Memvalidasi Username dan password yang di input benar atau tidak.
2. Validasi berhasil sistem menampilkan halaman dasboard admin.
c. Deskripsi Use Case Lihat Jadwal Dokter
Deskripsi use case lihat jadwal dokter merupakan tabel yang menampilkan jadwal-jadwal dokter yang sedang bertugas, berikut tabel use case lihat jadwal dokter.
Tabel 4. 13 Deskripsi Use Case Lihat Jadwal Dokter
Nama Use Case Jadwal Dokter
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat melihat jadwal dokter yang bertugas
Aktor Sistem
1. Aktor login sebagai pasien
2. Menampilkan dashboard pasien
3. Aktor memilih lihat jadwal dokter
4. Aktor melihat jadwal dokter
d. Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Deskripsi Use Case mengelola janji temu merupakan table yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk membuat janji temu dengan dokter, berikut table deskripsi use case mengelola data janji temu.
Tabel 4. 14 Deskripsi Use Case Mengelola Janji Temu
Nama Use Case Meenngelola Janji Temu
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat menambah janji temu
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Janji Temu.
2. Menampilkan halaman Janji temu.
3. klik tambah janji temu
4. Menampilkan jadwal dokter yang tersedia
5. Memilih jadwal dokter yang tersedia
6. Janji temu berhasil di simpan menunggu konfirmasi dokter
e. Deskripsi Use Case Lihat Rekam Medis
Deskripsi use case lihat rekam medis merupakan tabel yang berisi data rekam medis pasien yang hanya dapat di lihat oleh pasien itu sendiri.
Tabel 4. 15 Deskripsi Use Case Lihat Rekam Medis
Nama Use Case Jadwal Dokter
Aktor Pasien
Deskripsi Aktor dapat melihat rekam medis
Aktor Sistem
1. Aktor login sebagai pasien
2. Menampilkan dashboard pasien
3. Aktor memilih lihat rekam medis
4. Aktor melihat data rekam medis
3. Deskripsi Use Case Dokter
a. Deskripsi Use Case Melihat Data Pasien
Deskripsi use case melihat data pasien merupakan tabel yang digunakan dokter untuk melihat ada berapa pasien yang sudah membuat janji temu dengan dokter, berikut tabel dekripsi use case melihat data pasien.
Tabel 4. 16 Deskripsi Use Case Melihat Data Pasien
Nama Use Case Lihat Jadwal Dokter
Aktor Dokter
Deskripsi Aktor dapat mengkonfirmasi dan menyelesaikan status janji temu pasien
Aktor Sistem
1. Aktor memilih data pasien
2. Menampilkan halaman data pasien yang berobat
3. Mengkonfirmasi janji temu
4. Data berhasil dikonfirmasi ke pasien
5. Menyelesaikan status janji temu
6. Menampilkan form isi rekam medis pasien
7. Mengisi data rekam medis pasien
8. Data berhasil disimpan di database
b. Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien
Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien merupakan tabel yang menjelaskan alur penggunaan sistem yang dilakukan untuk mengubah isi data-data pasien yang berobat diklinik yaitu tambah, update, dan hapus data. Berikut table deskripsi Use Case mengelola data Rekam medis.
Tabel 4. 17 Deskripsi Use Case Mengelola Rekam Medis Pasien
Nama Use Case Meengelola Rekam Medis
Aktor Dokter, Admin
Deskripsi Aktor dapat menambah, mengedit, dan menghapus data rekam medis.
Aktor Sistem
1. Aktor memilih Data Rekam Medis.
2. Menampilkan halaman rekam medis.
3. klik tambah data.
4. Muncul form tambah rekam medis.
5. Isi form tambah data rekam medis.
6. Data berhasil disimpan di database dan menampilkan data rekam medis yang baru ditambahkan.
7. Klik edit data.
8. Menampilkan form edit data rekam medis.
9. Update data rekam medis.
10. Menyimpan data rekam medis di database dan menampilkan rekam medis terbaru di halaman data rekam medis.
11. Klik hapus rekam medis.
12. Data rekam medis terhapus dari database.
4.5.3 Activity Diagram
Setelah spesifikasi use case selesai, peneliti selanjutnya menggambarkan rangkaian activity diagram dari masing-masing use case. Berikut adalah rancangan activity diagram dari use case sistem usulan:
1. Activity Diagram Registrasi Pasien
Berikut adalah activity diagram dari perancangan registrasi pasien pada website klinik ................................ :
Gambar 4.5 Activity Diagram Registrasi Pasien
2. Activity Diagram Login Pasien
Berikut adalah Activity Diagram dari perancanaan login pasien pada website klinik ................................ :
Ceritane Wong
April 02, 2024
Admin
Bandung Indonesia
0 Komentar untuk "Use Case Pasien"