Masjid pertama di Indonesia dibangun pada abad ke-15 selama masa pemerintahan kerajaan Demak. Kerajaan Demak adalah kerajaan Muslim pertama di Indonesia yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1475. Pada tahun 1520, Raden Patah membangun Masjid Agung Demak di wilayah utara pantai Jawa yang berfungsi sebagai pusat keagamaan dan politik. Masjid ini dibangun dari kayu dan bambu dan dihiasi dengan relung dan relief yang dikerjakan oleh para seniman Demak.
Masjid Agung Demak menjadi tempat pengumpulan dan pertemuan para pemimpin kerajaan dan pemimpin agama. Di masjid ini, para pemimpin mengadakan diskusi dan mengambil keputusan tentang masalah penting di kerajaan. Masjid ini juga menjadi pusat perdagangan di wilayah itu, dengan pembeli dan penjual yang menghadiri pasar di sekitar masjid.
Masjid Agung Demak adalah pusat kebudayaan dan politik di abad ke-15. Masjid ini memainkan peran penting dalam pembagian wilayah di Jawa dan membantu menyebarkan agama Islam di seluruh Indonesia. Pada abad ke-17, masjid ini dihancurkan oleh pasukan Portugis yang menyerang kerajaan Demak. Meskipun demikian, masjid ini tetap menjadi simbol penting bagi sejarah Islam di Indonesia.
Ceritane Wong Agustus 26, 2023 Admin Bandung Indonesia
Kedatangan raja pertama ke daerah Jambi bisa ditelusuri setelak seribu tahun. Menurut sejarah, pemukim asing pertama yang datang ke daerah ini adalah Dato' Diraja Kedah, Raja Merong Mahawangsa. Dia menurunkan keturunannya yang bernama Island Awang, yang kemudian menjadi Raja Jambi pertama.
Peninggalan sejarah yang kuat dari dinasti klasik kerajaan Jambi terdapat di megalit Istana Kera di Jambi. Istana ini terletak di atas bukit kecil di tepi kota Jambi. Megalit ini berasal dari zaman prasejarah dan dibangun sekitar abad ke-12 Masehi. Struktur megalit ini masih utuh walaupun sebagian besar telah hancur oleh jaman.
Dekadensi kerajaan Jambi dimulai setelah kerajaan itu dijajah oleh Kerajaan Aceh tahun 1583. Kerajaan Aceh mengendalikan Kerajaan Jambi sampai tahun 1639, ketika pasukan Belanda berhasil menguasai wilayah ini dan menjadikan Jambi bagian dari Kesultanan Kroketa.
Kerajaan Jambi dipimpin oleh Raja-raja Jambi mulai dari abad ke-16 hingga tahun I877. Pada tahun itulah, pemerintahan Belanda menggantikan kerajaan tradisional ini. Mereka membuat situasi pasar untuk pasokan tebu, rotan, dan akar kayu di Jambi. Pemerintahan Belanda berakhir pada tahun 1945 dan Republik Indonesia menggantikan penguasaan Belanda.
Kerajaan Jambi adalah salah satu saluran daripada budaya Minangkabau yang berasal dari Padang. Namun, budaya sendiri kerajaan Jambi berkembang masing-masing. Kerajaan Jambi juga merupakan rumah bagi beberapa bangsa lainnya seperti Melayu, Aceh, Javanese, dan Arab-Persian. Dari bagian budaya tersebut, terciptalah khasa buday Jambi yang berbeda dengan budaya Minangkabau.
Sejarah raja Jambi berakhir pada tahun 1985 ketika Syarikat Sultan Najab di Jambi mengundurkan diri dan mendukung proses reformasi, yang membawa perubahan total di Indonesia. Walaupun kerajaan tradisional Jambi sudah berakhir, namun peninggalannya masih terus melekat dengan budaya Jambi.
Ceritane Wong Agustus 25, 2023 Admin Bandung Indonesia
Sejarah kerajaan jambi
Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota Jambi is a traditional Islamic boarding school in the City of Jambi, Indonesia. Founded in 1924, the pesantren is one of the oldest in the region and has an extensive archive of Islamic manuscripts and books. It is also considered to be an important center of Islamic learning in the area.
The founding of the Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota Jambi is largely credited to Sayyid As'ad Alfazari Atanda, also known as Kyai As’ad Olak. He was born in Jambi in 1886, and had previously studied under scholars in surrounding areas such as Padang and Bukittinggi. After diligently studying Islamic sciences, he finally returned to Jambi to teach several of his own disciples.
The pesantren was initially founded at a small site, however over time it grew in size as more students joined the Islamic studies program. As the pesantren grew in reputation, they eventually acquired a larger plot of land, allowing for more classrooms, teachers and students. It was during this time that Sayyid As'ad Alfazari Atanda also wrote several works on Islamic jurisprudence which are still widely circulated and referenced today.
The Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota Jambi is known for its commitment to Islamic education and the preservation of Islamic heritage. They have a library filled with numerous Islamic texts, manuscripts and reference materials. The Library also holds several rare books that were donated to the pesantren over the years.
In 2004, the pesantren underwent a huge renovation that expanded its classes and improved its facilities. Additional classrooms, a cafeteria, a mosque, and an auditorium were added which allowed the students to better engage in their Islamic education.
Today, the Pondok Pesantren As’ad Olak Kemang Kota Jambi continues to provide quality Islamic education and preserve the Islamic heritage of Jambi. It still holds regular classes, workshops, and talks to help its students gain valuable knowledge and education in the Islamic sciences. The pesantren serves as an important center of Islamic learning, thought and practice in Jambi and is well respected by the locals.
Ceritane Wong Agustus 25, 2023 Admin Bandung Indonesia
History of the As'ad Olak Islamic Boarding School, Kemang, Jambi City
Pasar Angso Duo merupakan sebuah pasar tradisional yang terletak di Desa Tumekkat, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Indonesia. Pasar Angso Duo telah berdiri sejak tahun 200 tahun lalu oleh Tuan Panglima Mara Maharaja Mahmud, yang merupakan salah satu anak laki-laki Dato Maharaja Medan, Raja Kerajaan Jambi yang berkerajaan pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Menurut legenda, seorang warga dusun yang telah berkhianat kepada pemerintah yang saat itu berada di bawah Pemerintah kolonial Belanda, diniatkan untuk dibunuh. Namun, Tuan Panglima Mara Maharaja Mahmud mengampuni pelikul dan memintanya untuk mengatur pasar tradisional yang saat itu baru dibangun di wilayah kerajaan tersebut. Warga dusun tersebut pun melaksanakan perintah yang diberikan dan memulai pasar Angso Duo.
Pasar Angso Duo dahulunya disebut sebagai Pasar Jambi. Namun, pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, nama pasar tersebut berubah menjadi Pasar Angso Duo. Di pasar ini, para pedagangnya berjualan berbagai macam produk yang dibutuhkan masyarakat Jambi, yang terutama adalah terdiri dari pertanian dan peternakan, daging, ikan, kerajinan tangan tradisional, dan lain-lain.
Seiring berkembangnya zaman, pasar Angso Duo telah menjadi salah satu destinasi pariwisata yang paling populer bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Jambi. Selain itu, pasar ini juga merupakan salah satu tempat yang populer untuk berburu barang antik dan unik. Pasar Angso Duo selalu ditutup setiap malam pada hari Sabtu dan Minggu, tapi terkadang wisatawan masih bisa melihat orang-orang berjualan di pasar saat sore hari.
Pasar Angso Duo telah menjadi ikon budaya Jambi yang dikenang hingga saat ini. Pasar ini merupakan tempat bagi masyarakat setempat untuk belanja, berdagang dan bersilaturahmi. Selain itu, pasar ini juga menawarkan suasana yang unik dan menarik bagi para wisatawan untuk berburu cinderamata dan menikmati keindahan alam sekitar.
Ceritane Wong Agustus 25, 2023 Admin Bandung Indonesia
Asal mula pasar angso duo jambi
Masjid Agung Al Falah Jambi merupakan salah satu salah satu Masjid yang berada di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Masjid Agung Al Falah Jambi diresmikan pada tahun 1989 lalu dengan akad pada masa itu yang dipimpin oleh Bupati Muaro Jambi, H. Iskandar bersama beberapa tokoh masyarakat lokal dan regional yang dihadiri banyak rakyat di masa itu. Masjid Agung Al Falah ini dibangun di atas sebidang tanah seluas kurang lebih 5 hektar yang diserahkan oleh Sultan Jambi.
Tidak ada banyak informasi yang tersedia mengenai Sejarah Masjid Agung Al Falah Jambi, namun yang pasti masjid ini menjadi salah satu landmark terkemuka di wilayah Muaro Jambi dan juga sepanjang sejarah di Jambi. Selama bertahun-tahun, masjid ini telah menjadi tempat ibadah para muslim di wilayah Muaro Jambi dan juga telah menjadi tempat bagi beberapa institusi pendidikan agama seperti Pondok Pesantren dan Sekolah Quran.
Masjid ini juga telah menjadi tuan rumah beberapa perayaan-perayaan besar seperti Maulid Nabi, Perayaan Haul-Nabi dan juga lokakarya keagamaan lokal. Masjid Agung Al Falah ini juga menjadi tempat singgah bagi para pelancong muslim untuk sholat berjamaah shalat sunnah di masjid ini. Masjid Agung Al Falah Jambi ini merupakan salah satu destinasi utama bagi para muslim di wilayah Jambi.
Ceritane Wong Agustus 25, 2023 Admin Bandung Indonesia